Membuka Hubungan dengan Israel, Mengakui Kedaulatan Palestina adalah Keputusan yang Menyakiti Kaum Muslimin
Berita:
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di kantor Staf Presiden Jakarta, Rabu (2/3) memastikan, KTT ini akan menghasilkan Deklarasi Jakarta yang berisi kesepakatan bersama negara-negara OKI dalam penyelesaian konkret permasalahan Palestina.
“Di dalam KTT ini nanti akan ada dua dokumen yang akan dihasilkan. Yaitu satu berupa resolusi yang isinya political core dari negara-negara anggota OKI, terhadap isu Palestina Al Quds, Al Syarif. Sementara itu kita juga siapkan Deklarasi Jakarta yang isinya lebih kepada tindak lanjut dari political core,” kata Menlu Retno Marsudi.
Retno Marsudi menambahkan, pemerintah Indonesia berharap penyelenggaraan KTT ini bisa menarik perhatian internasional terhadap masalah Palestina. Indonesia juga berharap ada kesatuan langkah bersama di antara kekuatan politik di Palestina dan negara-negara OKI.
http://www.voaindonesia.com/content/pertemuan-ktt-luar-biasa-oki-akan-hasilkan-deklarasi-jakarta/3215988.html
Komentar:
Persoalan Palestina bukanlah sekedar persoalan kepemimpinan, klaim wilayah Yerusalem, masalah pengungsi dan perbatasan sebagaimana disampaikan dalam liputan di atas.
Persoalan Palestina adalah persoalan laten akibat konflk agama antara Islam dan Yahudi.
Sekalipun tema pertemuan adalah United for a just Solution, yang diterjemahkan Menlu Retno LP Marsudi sebagai persatuan dari Palestina maupun negara-negara anggota OKI dalam mendukung penyelesaian masalah Palestina, jelas solusinya bukan solusi yang mengakomodir kepentingan Islam. Yakni pengusiran Yahudi dan pembubaran entitas Israel dari tanah Palestina. Bukan sekedar memberi Palestina kedaulatan dan kemerdekaan semu, atau pengakuan PBB. Bahkan keputusan 57 negara OKI untuk membuka hubungan dengan Israel, mengakui kedaulatan Palestina adalah KEPUTUSAN YANG MENYAKITI KAUM MUSLIMIN. Karena tak ada keinginan penguasa muslim untuk menghukum penjahat perang ini dan mengangap angin lalu kedzoliman yang telah berlangsung 70 tahun lebih.
Mau tak mau KTT OKI itu, akan dihubungkan dengan kepentingan AS, baik politik ataupun ekonomi. Apalagi KTT berjudul ’luar biasa’ ini digelar tidak beberapa lama setelah KTT US – ASEAN di Sunnylands. Sudah menjadi pembicaraan umum bahwa pilpres AS yang akan berlangsung November 2016 nanti, selalu dihubungkan dengan lobi-lobi Yahudi.
Sebagaimana headline NewYork Magazine menyajikan judul “Sheldon Adelson Is Ready to Buy the Presidency”. Adelson adalah pengusaha properti keturunan Yahudi.
Dari sisi ekonomi dan ketahanan energi, AS yang didominasi pengusaha Yahudi jelas terus mencari semua peluang demi merampas SDA dan pasar yang dimiliki dunia Islam. Jelas hubungan dagang dianggap paling masuk akal sebelum menganeksasi sektor lainnya.
Apapun bisa dilakukan AS demi menguntungkan sekutu terdekatnya Israel. Solusi dua negara adalah pilihan yang harus segera diputuskan oleh Palestina. Dan harus ada trigger untuk mengesahkan keputusan politik ini. Parahnya, negara-negara Muslim hanya dimainkan sebagai pion, bukan menentang pilihan buruk bagi Palestina khususnya dan dunia Islam secara umum.[]
(Pratma Julia, Ketua Lajnah Siyasi Muslimah HTI)