MHTI Ajak Mahasiswi Sibak Fakta, Akar, dan Solusi LGBT

Foto bersama

HTI Press, Jember. Lajnah Khusus Mahasiswi (LKM) Muslimah HTI DPD II Jember mengadakan agenda bulanan khusus aktivis, Focus Grup Discussion (FGD) dengan judul “Arus LGBT Marak di Kampus? (Menyibak Fakta, Akar, dan Solusinya)”. Dalam nuansa sarat keakraban, para aktivis dari berbagai lembaga intra maupun ekstra kampus hadir diacara yang bertempat di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo, Jl.Karimata Jember, Sabtu (12/3/2016).

Puluhan aktivis hadir di antaranya dari HMI kom Sastra UNEJ, ICIS IAIN Jember, HMI kom Hukum UNEJ, HMP Neutron FKIP fisika UNEJ, HMP Mercusuar PGSD UNEJ, Himatika UNMUH, Politeknik Negeri Jember, Akbid Bina Husada Jember, FORSIB UNEJ, UKKI Masa UNEJ, HMP EDSA Sastra UNEJ, UKM Pelita, HMP ESA, FKIP Bahasa Inggris UNEJ, HMI Kom Ekonomi Unmuh, IMM, dan lain-lain. Di awal acara, para peserta menyaksikan tayangan video pengantar yang memaparkan fakta LGBT diberbagai kampus di Indonesia.

FGD Aktivis Jember

FGD edisi Maret ini, dipandu Naraini Koordinator LKM Jember. Menghadirkan 2 narasumber, yakni Ais Teaku S.St Anggota LKM Jember dan Tri Wahyuni, S.Pd. Koordinator Tim Kontak Aktivis LKM Jember. Materi pertama menyibak fakta LGBT diberbagai kampus dan akar masalahnya. Para peserta tercengang dan miris, saat narasumber memutarkan video tari mahasiswi UNEJ yang menjadi juara dalam festival Tari Nasional di Malang. Tarian “Wadon Belok” menggambarkan 2 perempuan yang melakukan aktivitas kaum lesbian.

Kampus sebagai institusi pencetak Intelektual bangsa, lanjutnya, kini menjadi pelegal kenormalan LGBT, atas nama kajian ilmiah. Inilah buah sisem Demokrasi-Sekuler dengan asas Kebebasan meniscayakan menyebarnya pemikiran menyimpang seperti LGBT. Negara juga tidak tegas merespon sehingga arusnya hampir tak terbendung.

Setelah dipaparkan fakta dan akar masalah LGBT pada materi pertama, selanjutnya dijelaskan solusi Islam mengatasi arus LGBT berikut gambaran sistem pendidikan Islam dalam Khilafah yang akan memcetak intelektual mulia yang memiliki keahlian dan shalih. Dimateri kedua, negara juga akan tegas menindak segala perkara yang merusak pemikiran umat. Para peserta menyimak dengan baik.

IMG_20160316_100743_1458599207183

Suasana semakin ‘panas’ dan penuh antusias saat masuk sesi diskusi. “Saya menolak LGBT, tapi saya mengklarifikasi maksud dari pejabat melindungi LGBT seperti yang dipaparkan narasumber; sebenarnya adalah melakukan secara sama pelaku LGBT dengan manusia yang lain karena adanya HAM,” kata Umi dari ICIS IAIN Jember memberikan pernyataan.

Pernyataan ini ditanggapi oleh koord. LKM Jember. “Perlu digarisbawahi bahwa ketika kita membenci kaum LGBT bukan membenci orangnya, tapi membenci perilakunya yang menyimpang dan bertentangan dengan syai’at. Dalam Islam HAM dibatasi halal-haram. Yang menjadi masalah saat HAM digunakan untuk melegalkan hal-hal yang tidak sesuai dengan hukum syara’. HAM saat ini ditunggangi oleh pemikiran sekuler, bebas sebebas-bebasnya,” jawabnya.

Usai sesi diskusi, acara dilanjutkan dengan pemberian souvenir bagi 2 penanya terpilih. Dalam nuansa keakraban, FGD ditutup dengan doa lalu foto bersama. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*