Tokoh Perempuan Banten Tolak LGBT

Suasana FGD

HTI Press, Serang. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD I Banten menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “LGBT Mewabah, Apa Sikap Kita?”. Tokoh perempuan Banten dari berbagai kalangan seperti ormas, politisi, dan praktisi pendidikan, serta muballighah, ketua MT, pengusaha, mahasiswa, dan birokrat hadir penuhi Aula Graha Pena Radar Banten Jln. Kolonel Tb. Suwandi, Lingkar Selatan, Serang, Sabtu (19/3/2016).

Acara dipandu moderator Ustadzah Naimah, S.Si Ketua DPD II MHTI Kota Serang. Tujuan digelarnya FGD, kata dia, selain menjalin ukhuwah dikalangan tokoh perempuan Banten, juga dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi terutama terkait dengan fenomena lesbian, gay, biseksul, dan transgender (LGBT) yang kian mewabah dan mengkhawatirkan.

Ketua DPD I MHTI Banten, Fathia E Wiryadinata, SP dalam sambutannya memaparkan bahwa perilaku LGBT saat ini kian marak, bahkan kini ditampakkan secara terang-terangan di tengah masyarakat. Kaum LGBT bebas mengekspresikan dirinya disebabkan adanya arus opini kuat yang datang dari kaum kafir Barat, padahal sangat jelas keberadaan LGBT sangat membahayakan, baik bagi kesehatan maupun perilaku.

Sebagai pengantar sesi diskusi, para peserta disuguhi video terkait fakta mewabahnya LGBT di dunia khususnya di Indonesia. Moderator FGD juga menyampaikan berbagai fakta LGBT yang terjadi salah satunya di Kota Serang.

Suasana FGD

Ketua Aisiyah Kota Serang Ibu Hulaiyat, M.Ag, disesi pertama, berpendapat bahwa kini keberadaan kaum LGBT bisa bebas menyebar di tengah masyarakat karena minimnya pengetahuan agama, sehingga menganggap biasa perilaku menyimpang tersebut. Menurutnya, hal ini bisa terjadi salah satunya karena remaja masih senang mengekor budaya Barat. Terlebih ide HAM menjadi legitimasi atas sikap dan perilaku menyimpang semacam LGBT.

Disesi kedua, peserta diajak untuk menyampaikan apa penyebab marak dan mewabahnya LGBT. Hj. Umi Sumirat Wakil Ketua Persatuan Majelis Taklim Kabupaten Pandeglang menyatakan, “Saya amat setuju menyelesaikan masalah ini dengan syariat Islam, hanya saja saya agak pesimis melihat realitas yang ada, bahwa saat ini Amerika Serikat menjadi pemegang kekuatan yang selalu ditiru,” keluhnya.

Perwakilan HSG Khoiru Ummah Mahad al-Abqary Serang, Ustadzah Lilis Holisah, S.Pd.I menyampaikan bahwa LGBT kini tidak hanya merupakan masalah kasuistik, tetapi telah berubah menjadi gerakan massif dan sistematis. Pelaku LGBT ada disemua kalangan, bahkan sudah menyerang anak-anak hingga usia sekolah dasar.

Indonesia, lanjutnya, sebagai sebuah negara yang menerapkan sistem Kapitalisme, tidak ada satupun UU yang melarang LGBT. “Jadi bagaimana mungkin LGBT bisa dihalangi? Maka sangat wajar jika pelaku LGBT kian hari kian mewabah,” katanya.

Di akhir sesi diskusi, Ketua DPD I MHTI Banten, menyatakan sikapnya, bahwa LGBT adalah suatu penyimpangan dan kejahatan yang besar. “Sebagai Muslim kita harus menjadikan Islam sebagai satu-satunya solusi. Hukum LGBT di dalam Islam sudah jelas haram dan pelakunya harus dihukum dengan hukuman yang jera. Hukum itu akan berlaku jika sistem yang diterapkan adalah Islam. Maka wajib ada negara yang menerapkan sistem Islam agar menjadi rahmat seluruh alam. ‪‬

Foto bersama FGD Banten

Usai diskusi, para peserta menandatangani “Pernyataan Sikap Bersama”, yang nantinya akan disosialisasikan ke lembaga-lembaga pemerintah, ormas, dan orpol. Acara ditutup dengan doa oleh Ustadzah Eroh, diakhiri foto bersama.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*