Muslimah

HTI Press, Bantul. “Kebebasan berperilaku yang terjadi saat ini merupakan suatu ancaman bagi generasi bangsa. Meningkatnya angka seks bebas, terutama dikalangan remaja, merupakan salah satu bukti, perlunya negara segera menindaklanjuti permasalahan ini,” demikian ungkap Ketua Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Kab. Bantul DIY Devi Yulianti, A.Md dalam audiensi ke PKK Kab. Bantul, Kamis (24/3/2016).

Rombongan MHTI Bantul terdiri dari Devi Yulianti, Alyna Tsalisa, dan Irna Khusni Hidayati serta Fajar Fitri dan Ma’rifah diterima dengan baik oleh Ibu Erna Kusumati Ketua Tim Penggerak PKK sekaligus istri Bupati Bantul, yang baru terpilih, Drs. H. Suharsono. Audiensi digelar demi mempererat silaukhuwah juga sebagai sarana berbagi pendapat terkait pergaulan bebas yang terjadi di Indonesia.

Juru bicara delegasi Alyna Tsalisa, memaparkan data-data yang menjadi bukti kebebasan berperilaku mengancam generasi. Di antaranya data Departemen Agama Kab. Bantul terkait meningkatnya angka pernikahan dini (usia remaja-SMP) dari tahun ke tahun, data BKKBN dengan tingginya jumlah pelajar SMP yang tidak perawan lagi serta angka penderita HIV/AIDS dan peredaran narkoba di Yogyakarta yang kian meningkat. Hal ini turut dibenarkan oleh Ibu Erna.

Dalam pandangan MHTI, akar masalah tersebut karena kurangnya ‘imtak’ (iman dan takwa) generasi masa kini dan tidak optimalnya peran keluarga. Kurikulum pendidikan berbasis kerja dan media sosial yang semakin bebas serta tatanan negara yang masih diampu oleh sistem Kapitalis Liberal.

Solusi untuk menuntaskannya adalah dengan menjadikan Islam sebagai tolok ukur berperilaku di tengah-tengah umat serta menerapkan hukum Islam secara kaffah (total dan integral). Hukum Islam, menurut MHTI, hanya bisa diterapkan secara kaffah melalui pemerintahan Islam Khilafah Islamiyah.

Ibu Erna menyatakan setuju dengan apa yang disampaikan MHTI. Beliau mengharapkan kerjasama dan terus berkontribusinya MHTI dalam pembinaan menyadarkan umat bersama-sama dengan Tim Penggerak PKK Kab. Bantul.[]