Islam Punya Kunci atasi Persoalan Perempuan, Keluarga, dan Generasi
HTI Press, Banda Aceh. Islam rahmatan lil alamin saat ini telah banyak mengalami pendistorsian makna, “Banyak yang memaknainya sebagai upaya mengadopsi semua jenis pemikiran. Sehingga kita tidak bisa membedakan lagi yang mana Islam dan yang bukan Islam, dijadikan bentuknya bermacam-macam. Kami ingin meluruskan kembali.” Ungkap Ustazah Rifqiyya Abdillah dalam audiensi Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD I Aceh ke Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Kota Banda Aceh, Kamis (31/03/2016).
Dihadiri ibu-ibu komunitas Balee Inoeng dari beberapa gampong yang ada di Banda Aceh, Ustazah Rifqiyya membuka materinya dengan memaparkan fakta nasib perempuan, keluarga, dan generasi kini.
“Sistem yang menaungi kaum muslimin saat ini adalah sistem Sekuler. Sistem ini merusak manusia, orang baik pun akan terkontaminasi oleh keadaan. Alam pun menjadi korban atas kehidupan yang tidak islami ini, illegal logging, eksploitasi hasil bumi yang berlebihan, dan lainnya. Penyakit sosial yang memunculkan bencana sosial menimpa perempuan, keluarga, dan generasi. Hidup dalam arus maksiat,” ujar Ustazah didampingi Ketua Tim Kontak Lajnah Fa’aliyah MHTI Aceh Ustazah Ritha Satelinawati.
Beliau mempertanyakan mengapa fakta ini terjadi pada kaum muslimin. Padahal Islam adalah rahmatan lil alamin. “Kita itu punya kunci untuk menyelesaikan persoalan, kita punya resep jitunya. Tapi kenapa persoalan yang menimpa perempuan, keluarga, dan generasi ini seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja? Mengapa yang disampaikan oleh Allah tidak terealisasi pada kita?” ungkap Ketua DPD I MHTI Aceh dalam forum terbatas itu.
Islam menurutnya akan menjadi rahmat jika diamalkan. Islam yang terbaik memelihara perempuan, keluarga, dan generasi dari sistem Demokrasi. Beliau juga menjelaskan bagaimana menjadikan Islam sebagai rahmat untuk seluruh alam.
“Syariat itu jalan tunggal bagi rahmatan lil alamin. Harus dikembalikan Islam sebagai pengatur kehidupan kita dalam semua aspek, dan itu hanya bisa dilakukan dalam bentuk Khilafah yang menerapkan syariat Islam. Bagaimana mewujudkannya? Kita belajar dulu, kita pahamkan kaum perempuan dengan syariat Islam yang sebenarnya. Sehingga kita bisa mewujudkan bersama, berjuang bersama mewujudkan Islam rahmatan lil alamin,” tutupnya.[]