Perempuan dan Anak-anak Palestina Tanggung Jawab Siapa?

HTI Press, Bengkulu. Untuk memahamkan kepada masyarakat bahwa umat Islam merupakan satu tubuh. Ikatan Nasionalismelah yang menyebabkan mereka tersekat-sekat tanpa peduli penderitaan saudaranya di belahan negara lain. Untuk itu Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD I Bengkulu menyelenggarakan Kajian Cermin Wanita Shalihah bertajuk “Perempuan dan Anak-anak Palestina Tanggung Jawab Siapa?” di Masjid Al-Muhtadin Kota Bengkulu, Ahad (27/3/2016).

Narasumber Ustazah Ummu Atiyah menyampaikan bahwa pembantaian yang terus terjadi di tanah Palestina merupakan tindakan keji yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), sebagaimana yang digembar-gemborkan Negara Adidaya Amerika Serikat.

“Namun ini tidak berlaku bagi mereka dalam menganiaya, mengusir, dan membunuh serta membantai jutaan rakyat Palestina. Pemimpin Muslim pun bungkam atas pelanggaran ini,” katanya di hadapan 30 peserta dari kalangan mahasiswa, guru dan ibu-ibu majelis taklim.

Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-5 yang telah berlangsung 6 s.d 7 Maret 2016 yang lalu, tak lebih dari “talking doll” alias boneka bicara yang tidak mampu bergerak. OKI terbukti gagal mewujudkan pendiriannya.

OKI berlatar belakang muncul akibat reaksi para pemimpin dunia Islam terhadap penyerobotan Masjid Al-Aqsha. Namun sejak saat itu pula, umat Islam bisa menyaksikan betapa minimnya keterlibatan OKI membela kepentingan Muslim Palestina. Keseriusan OKI dalam pembebasan Al-Aqsha dipertanyakan, “Mereka tak melakukan apa-apa terhadap Israel yang menjajah dan mengusir serta membunuh warga Muslim Palestina,” sesalnya.

Lebih lanjut, Aktivis MHTI DPD I Bengkulu ini menyebut bahwa solusi yang ditawarkan pemerintah saat ini hanyalah solusi semu. Solusi pengiriman bantuan merupakan solusi jangka pendek yang tidak mampu menghentikan pembantaian itu terjadi. Satu-satunya solusi hakiki tiada lain yaitu Khilafah dan jihad.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*