HTI Press. Khilafah bukan ancaman, justru neoliberalisme dan neoimperialisme lah ancaman sesungguhnya bagi Indonesia. Hal ini dinyatakan Ustadz Lutfhi Hidayat aktvis Hizbut Tahrir Kalimantan Selatan menanggapi pernyataan Luhut Binsar Panjaitan
“Yang mengancam keamanan dan perekonomian di negeri ini adalah faham neoliberalisme dan neoimperialisme yang Amerika adalah biang keroknya,” ujarnya.
Sebelumnya, sebagaimana yang diberitakan Tempo online Selasa (5/4), Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mensinyalir adanya upaya sejumlah negara di kawasan Timur Tengah untuk memasukkan paham khilafah ke Indonesia.
“Dari informasi intelijen, ada upaya untuk memasukkan paham khilafah ke Indonesia,” tutur Luhut saat berpidato pada acara Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Jakarta, Selasa, 5 April 2016.
Luhut yang menyebut pemerintah harus menangkal upaya pemaksaan masuknya paham khilafah untuk menjamin keamanan dan perekonomian Indonesia.
Luhut mengaku mendapat informasi dari intelijen Inggris, Amerika, dan sejumlah negara sahabat bahwa Indonesia menjadi sasaran berbagai paham. Dia mencontohkan, paham terorisme dan radikalisme termasuk yang menjadi perhatiannya.
“Tidak usah dari intelejen, apalagi dari intelejen Amerika jika mau mengerti dan tahu tentang ide khilafah. Islam sebagai rahmat tidak bisa dipisahkan dengan khilafah,” bantahnya lagi.
Menurut Luthfi pernyataan Luhut sebagai upaya mengkait-kaitkan ide khilafah dengan terorisme yang selalu dialamatkan buruk dengan Islam.
“(Tapi) separatis di Papua yang jelas-jelas mau memisahkan diri dari NKRI tidak digubris,” tulisnya mempertanyakan sikap Luhut.
Ia pun mempertanyakan sikap Luhut terhadap enam wartawan Indonesia yang tersenyum lebar berfoto denga PM Yahudi yang jelas-jelas dan nyata-nyata akan membawa faham Yahudi teroris sejati.
Luthfi juga menyebutkan persoalan Timur Tengah saat ini jelas-jelas biang keroknya adalah Amerika Serikat. Menurutnya, ISIS tidak lebih dari tumbal untuk menggebuk umat Islam secara fisik.
“Syariah dan khilafah justru adalah harapan terakhir ketika sosialis lumpuh, kapitalis juga sudah renta. Islam dengan syariah dan khilafah satu-satunya harapan sehingga Islam sebagai rahmat lil ‘alamin benar-benar terwujud,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo