Ketika Anda berpikir tentang Panama, pikiran anda langsung tertuju soal cerutu, pantai dan Terusan Panama yang terkenal di dunia, yang menurut American Society of Civil Engineers dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia modern dalam hal teknik.
Namun Panama telah menjadi berita utama bukan karena kehebatannya dalam teknik sipil, tetapi karena kehebatannya dalam rekayasa keuangan. Kebocoran jutaan dokumen dari sebuah firma hukum Panama telah memberikan kepada dunia pandangan yang sangat gamblang tentang bagaimana orang-orang kaya telah melakukan hal yang luar biasa berliku-liku untuk melindungi kekayaan mereka dari otoritas pajak di dunia. Pengungkapan berikutnya dari kebocoran dokumen yang banyaknya 11 juta dokumen itu menyebabkan gaung di seluruh dunia. Presiden, Perdana Menteri bahkan actor terkenal Bollywood telah menggunakan entitas offshore untuk menutupi masalah keuangan mereka.
Meskipun catatan 11 juta dokumen itu mengartikulasikan adanya perbuatan curang di bidang keuangan ini yang mengejutkan, pertanyaanya adalah mengapa orang terkejut? Para elite kapitalis tidak bermain dengan aturan yang sama sebagaimana aturan untuk orang lain. Sebenarnya ini adalah kebohongan besar di jantung ideologi kapitalis yang membanggakan kepentingannya sendiri, tetapi mengabaikan apa yang dilakukan oleh kaum ekstrem pada struktur masyarakat.
Struktur dari setiap masyarakat berhasil dirangkai oleh adanya kontrak antara warganya bahwa ada suatu tingkat lapangan bermain, dimana tidak ada orang yang berada di atas hukum dan bahwa dalam hal ini setiap orang adalah sama kedudukannya. Namun kegagalan orang-orang kaya untuk membayar bagiannya secara adil benar-benar telah merusak kontrak masyarakat ini! Apa yang benar-benar mengejutkan adalah bahwa sebagian besar dari apa yang terjadi di Panama mungkin adalah legal. Ini adalah pengemplangan pajak cara lama dan bukan penggelapan pajak. Apa yang telah dilakukan oleh kaum elit selama beberapa dekade adalah melegalisasi kebijakan yang membuat mereka lebih baik (entitas offshore) sementara mengkriminalisasi kebijakan-kebijakan yang membuat mereka menjadi lebih buruk (menindak rakyat jelata). Perbedaan antara kaum elit dan seluruh masyarakat bukanlah bahwa mereka bisa membayar akuntan dan pengacara yang mahal, bukanlah bahwa mereka tidak bermain dengan aturan yang sama (yang banyak dari hal ini pasti sudah sangat jelas saat ini) tetapi adalah bahwa kaum elit bisa menulis peraturannya sendiri.
Dengan alasan kesulitan keuangan, kaum elit dalam beberapa tahun terakhir telah menerapkan penghematan kepada semua masyarakat yang telah secara tidak proporsional berdampak pada orang-orang miskin, kaum tunawisma dan orang-orang cacat. Serangan kepada para pensiunan, serangan terhadap manfaat ekonomi yang diperoleh, serangan terhadap layanan umum utama di seluruh dunia telah memukul mereka yakni orang-orang yang paling tidak mampu dalam masyarakat. Semua penghematan massa ini dibenarkan untuk menghemat uang, namun semuanya dilakukan pada waktu yang sama saat kaum elit menyembunyikan aset-aset mereka di luar negeri, menciptakan jutaan entitas offshore dan menghindari pajak pada skala industri.
Kebijakan elit kapitalis terhadap kekayaan masih dianggap belum cukup untuk menjadi salah satu kepentingan diri, meskipun hal itu sudah cukup buruk. Hal ini tidak saja memberikan perlindungan politik kepada lokasi-lokasi offshore (lepas pantai) seperti British Virgin Islands, meskipun hal itu sudah cukup buruk. Hal ini tidak hanya memberikan celah yang bernilai miliaran dolar kepada orang-orang super kaya, meskipun itu juga cukup buruk. Tidak ada kejahatan sebenarnya yang merupakan pertahanan yang buruk atas sebuah ideologi yang melembagakan ketidaksetaraan, yang melindungi orang-orang kaya dengan cara apapun dan yang memiliki satu hukum untuk kaum elit dan satu hukum lain untuk rakyat jelata.
Kita tahu kita hidup dalam sistem yang curang dimana orang-orang super kaya membayar tarif pajak lebih rendah daripada para sekretaris mereka. Kami tahu ini adalah sistem curang di mana bank mendapatkan dana talangan sementara kaum miskin mendapatkan pemotongan belanja. Kami tahu bahwa ini adalah sistem curang ketika menurut Oxfam, 62 orang orang-orang super kaya di dunia sekarang memiliki kekayaan lebih dari setengah dari kekayaan penduduk dunia.
Kapitalisme sebagai suatu sistem telah gagal untuk memahami manusia, gagal untuk memahami masyarakat dan gagal untuk memahami masalah-masalah inti ekonomi. Lihat saja realitas suram dimana terdapat 2.4 milyar orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari $ 2 per hari. Ada lebih banyak ponsel di dunia daripada toilet dan ada 780 juta orang yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan air minum yang aman diminum.
Meskipun demikian, sebagian orang berpendapat bahwa perbaikan sedang dilakukan, tapi pertanyaan sebenarnya adalah untuk siapa itu dilakukan? Seorang wartawan pemenang Hadiah Pulitzer David Cay Johnston melakukan penelitian berdasarkan data pendapatan 45 tahun yang lalu. Setelah melakukan penyesuaian dengan inflasi, dia menemukan bahwa pendapatan dari 10% orang Amerika telah naik sebesar $ 116.000. Satu persen dari jumlah orang yang berada di puncak piramid ekonomi pendapatannya melejit sebesar $ 18 juta. Sedang untuk bagian bawah piramid yang merupakan 90% hanya mendapat uang receh sebesar $ 59. Dan jika kita berpikir akan lebih baik hanya dengan membaca buku Thomas Piketty yang berjudul ‘Capital in the-21 century’ analisanya tentang masalah ketimpangan masyarakat yang semakin buruk tidaklah lebih baik saat kapitalisme tradisional yang lebih ketat diterapkan.
Secara jelas, ekonomi Islam bertentangan dengan kapitalisme tapi lebih spesifik. Islam percaya bahwa masalah utama adalah bagaimana kita mendapatkan kekayaan untuk mengedarkan kekayaan dengan lebih cepat untuk banyak orang bukan hanya untuk segelintir orang.
كَي لا يَكونَ دولَةً بَينَ الأَغنِياءِ مِنكُم ۚ
..supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. (QS: 59: 7)
Ekonomi seperti itu harus dikelola untuk banyak orang yang lemah, bukan orang yang sedikit tapi kuat. Itulah masyarakat di mana hanya orang kaya yang bisa menikmati sekolah terbaik, rumah sakit terbaik, keamanan terbaik dan itu bukan hal baik baik. Itulah sebabnya Islam percaya bahwa sistem ekonomi tidak boleh curang, bahwa modal tidak boleh ditimbun dan bahwa perdagangan yang legal harus berkembang.
Ekonomi Islam menghapuskan pajak atas penghasilan dan pengeluaran dan menggantinya dengan retribusi yang berdasarkan kekayaan dan tanah.
Ekonomi Islam akan menghancurkan kartel, monopoli dan tanah-tanah kaum feodal. Ekonomi Islam akan menghapuskan ekonomi keuangan yang didorong dari hasil judi dan yang mendorong ekonomi riil yang berdasarkan rekayasa dan manufaktur.
Ekonomi Islam akan memulangkan modal di luar negeri yang diikat di lokasi-lokasi offshore dan mendorong investasi dalam ekonomi riil untuk meningkatkan pekerjaan di sektor swasta.
Namun untuk menerapkan prinsip-prinsip ekonomi itu diperlukan suatu entitas politik Islam yang benar-benar berkomitmen untuk membantu orang-orang miskin, kaum tunawisma dan orang-orang yang terbuang.
Mudah-mudahan kasus seperti Pentagon papers yang hampir 50 tahun yang lalu mengungkapkan kebohongan perang Vietnam, Panama Panama juga akan mengekspos kebohongan sistem yang korup atau gagasan naif bahwa pembentukan politik bisa direformasi dari dalam. Kapitalisme berakar dari prinsip-prinsip tertua, bukan dari Magna Carta, Deklarasi Kemerdekaan AS atau lembaga-lembaga politik yang dihormati, tetapi dalam nilai-nilai ekstrim kepentingan materi untuk dirinya sendiri. Suatu kepentingan diri yang menempatkan posisi para pengemplang pajak di atas kepentingan orang-orang kaum cacat, kepentingan diri yang menempatkan keuntungan di atas kepentingan orang-orang miskin dan kepentingan diri yang pada akhirnya menempatkan akumulasi kekayaan di atas kepentingan inti kemanusiaan.
Apakah mengherankan bahwa bukan hanya umat Islam, tetapi banyak orang lain yang sekarang mempertanyakan nilai-nilai ini dan penerapannya yang aneh di dunia pada saat ini? Apa yang secara moral tidak dapat dipertahankan bukan hanya kebijakan yang mendorong para pengemplang pajak atau korupsi massal tetapi nilai-nilai ekstrim kepentingan diri yang terletak di jantung ideologi kapitalis. (riza)
Sumber : http://www.hizb.org.uk/current-affairs/panama-papers-were-not-in-this-together