Menguak Pluralisme Menuju Jatidiri Islam

HTI Press, Semarang. Mencermati semakin maraknya pemikiran pluralisme dikalangan mahasiswi muslim, LKM (Lajnah Khusus Mahasiswi) MHTI DPD 1 Jawa Tengah menyelenggarakan Kelas Politik Aktivis bertema “Menguak Pluralisme Menuju Jatidiri Islam” di RM.Singosari Semarang, Sabtu (9/4/2016).

Kolaborasi nyanyian natal yang dipadukan dengan tarian sufi di Jawa Tengah, Adzan diiringi lagu gereja di perayaan Natal Bersama Nasional serta doa bersama pada Malam Natal di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Margoyudan, Solo.

Peserta

“Hal ini merupakan suatu fenomena mencengangkan. Semakin maraknya fenomena pluralisme di sekitar kita,” ungkap Indah Dwi Astuti, S.Pd.I. selaku pembicara di hadapan para aktivis dari berbagai kampus di Kota Semarang.

Pemahaman umat semakin dikaburkan dengan istilah pluralitas. Banyak umat yang menganggap pluralitas sama dengan pluralisme, akibatnya terjadi percampuran agama Islam dengan agama lain.

Dalam sesi diskusi yang berjalan cukup hangat, Wiwik Suprafti Aktivis BEM FIB Undip bertanya tentang hak-hak non Muslim dalam aturan Islam. “Bagaimana hak-hak non Muslim dalam aturan Islam?” tanyanya.

Menjawab pertanyaan ini, pembicara menjelaskan aktivitas Rasulullah dalam memperlakukan non Muslim. Rasulullah tidak pernah memaksa kaum non Muslim masuk dalam Islam. Non Muslim tidak dipaksa meninggalkan agama mereka. Dalam hal muamalah, kaum Muslim dipersilakan untuk bermuamalah dengan mereka sesuai dengan ketentuan syariah Islam. Non Muslim menjadi tanggung jawab negara.

Lebih lanjut, Indah menyampaikan bahwa aktivis mahasiswi merupakan penggerak dan pelaku aksi advokasi untuk menggagas solusi problematika umat, bukan hanya secara parsial namun senantiasa menyeluruh yaitu hanya dengan solusi Islam.

“Inilah aktivitas seharusnya yang dilakukan oleh para aktivis untuk kembali berhukum dengan Al Quran dan as Sunnah dengan aktivitas dakwah pemikiran dan argumentasi yang baik, non kekerasan, hingga umat menyadari bahwa Islam merupakan Rahmatan Lil’alamin,” jelasnya.

Sebagai penutup, Indah mengajak seluruh peserta menjadi pribadi yang taat dengan belajar Islam secara mendalam dan rutin, hingga Islam dijadikan panduan dalam beraktivitas dan berpikir oleh seluruh umat.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*