Kota Darayya Membutuhkan Bantuan Dari Udara Untuk Selamatkan Rakyatnya Dari Kelaparan
Walaupun kota Darayya mengalami penderitaan yang mengerikan tapi penduduknya terus muncul dari ruang bawah tanah, di mana sebagian besar dari mereka sekarang harus tinggal, dan dengan berani turun ke jalan untuk menuntut pengepungan militer dihentikan.
Dalam permohonannya ke dunia pekan lalu, para wanita kota itu menulis: “Tidak ada makanan sama sekali di Darayya. Kami telah menggunakan sup untuk dimasak yang murni terbuat dari rempah-rempah untuk mencegah kelaparan. Tidak ada susu bayi dan tidak ada ASI karena malnutrisi. Tidak ada persediaan pembersih bagi kami untuk memastikan kebersihan dan mencegah datangnya penyakit. ”
Jelas lebih banyak yang harus dilakukan untuk membantu dan mendukung para wanita yang menderita, anak-anak dan penduduk Darayya.
Pengepungan harus dihentikan dan jalan-jalan harus dibuka untuk memungkinkan dikirimkannya kebutuhan dasar, dari mulai makanan hingga obat-obatan dan air minum.
Akibat pengepungan, tidak ada bantuan PBB yang telah mencapai Darayya selama bertahun-tahun, meskipun berulang kali dikeluarkan resolusi dewan keamanan memungkinkan PBB untuk mengirimkannya tanpa perlu meminta izin dari rezim Presiden Bashar al-Assad. Dalam kondisi ini, penting untuk ditanyakan apa yang secara aktif dilakukan oleh Inggris, sebagai salah satu donor terkemuka, untuk mengamankan dan memikirkan kembali bagaimana PBB bisa beroperasi di Damaskus dan sekitarnya.
Para wanita dari kota Darayya melaporkan bahwa banyak keluarga mereka dalam bahaya kelaparan hingga mati; “Banyak bayi dan orang tua yang akan menjadi yang pertama mati”.
Tanggapan pemerintah Inggris atas permintaan sebelumnya adalah bahwa “Penggunaan pesawat untuk memberikan bantuan adalah berisiko tinggi dan hanya bisa dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir ketika semua cara lain telah gagal”.
Komentar :
Meskipun sudah ada permintaan tolong dari para wanita di kota Darayya yang putus asa melihat keluarganya yang kelaparan hingga mati, masyarakat internasional dan rezim dunia Muslim hanya menyaksikan sebagai penonton atas kejahatan kemanusiaan yang mengerikan ini, dan tidak mau mengambil tindakan apapun untuk mengakhirinya.
Juga jelas tidak bisa berharap pada PBB yang ikut membiarkan pengepungan ini terus berlanjut di Darayya, Madaya dan banyak kota lain di Suriah selama bertahun-tahun, apalagi berharap pada negara-negara Barat yang menyokong rezim Assad.
Tugas besar ini hanya bisa bersandar pada bahu umat yang mulia ini, terutama mereka yang berada dalam jajaran tentara Muslim, yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang akan membebaskan seluruh kaum muslimin dari penindasan. (rz)