Iffah Ainur Rochmah: Tokoh Muslimah Indonesia Menguatkan Arus Global Penegakan Syariah dan Khilafah
HTI Press, Jakarta. Tegaknya syariah dalam naungan Khilafah sudah menjadi tuntutan global. Berbagai persoalan dunia hari ini tidak terselesaikan bahkan semakin parah akibat penerapan sistem Sekuler Kapitalisme, termasuk persoalan perempuan. Demikian jelas Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Iffah Ainur Rochmah saat diwawancarai redaksi HTI Press di sela-sela acara Muktamar Tokoh Umat (MTU), Sabtu (23/4/2016) di Balai Sudirman, Jakarta.
“Kalau kita bicara generasi hari ini ada jutaan bahkan ratusan juta anak yang kekurangan gizi karena 1 miliar penduduk dunia hari ini ada dalam keadaan kekurangan pangan padahal bahan pangan cukup,” jelasnya.
Iffah memandang ketidakadilan sistem Kapitalisme membuat perempuan, ibu, dan anak menjadi korban. Jutaan perempuan tereksploitasi secara fisik, emosi, dan rawan pelecehan karena bekerja jauh dari keluarga ataupun bekerja di industri-industri manufactur, meninggalkan anak-anaknya sehingga fungsi sebagai ibu sulit dijalankan.
Belum lagi, kata dia, jutaan perempuan terjerumus ke lembah keharaman, melakukan aktifitas prostitusi akibat sistem Kapitalisme yang menawarkan hidup kebebasan dan di sisi lain meniadakan distribusi ekonomi.
Di sisi lain, Iffah melihat kecendrungan banyak perempuan di negara-negara Barat yang ingin kembali bahkan masuk dan mempraktekkan Islam. Berbagai program pemberdayaan perempuan yang diaruskan secara global dan menjadi agenda PBB diberbagai negara kian ditolak dan disadari bukanlah program yang tepat untuk penyelamatan bangsa.
“Persoalan ini tidak akan selesai kecuali ada sistem baru yaitu Khilafah, dipoint ini Islam hadir,” tegasnya.
Gelombang perjuangan syariah dan Khilafah, kata dia, tidak hanya di negeri bagian Timur Tengah bahkan juga Indonesia. Dari ibu rumah tangga, profesor, remaja sampai nenek-nenek. Semua menyadari dan menginginkan penegakan syariah dan Khilafah.
Melalui MTU ini, lanjut dia, MHTI khususnya ingin mengajak tokoh-tokoh perempuan memiliki komitmen yang lebih kuat untuk penegakan syariah dan Khilafah. Memahami bagaimana penyelesaian persoalan dengan syariat Islam, memahami tantangan opini maupun tantangan program yang menjauhkan umat.
“Saya mengajak semua tokoh perempuan untuk memiliki keyakinan penuh dan optimisme bahwa perjuangan ini akan sampai pada tujuannya yakni berlangsungnya kembali secara sempurna syariat Islam,” katanya.
Iffah juga berharap, tokoh umat semakin giat berdakwah merapat pada barisan pejuang untuk mendapatkan gambaran secara utuh bagaimana syariat Islam menyelesaikan persoalan umat sehingga ‘rahmatan lil alamin’ benar-benar akan terwujud dengan penegakan syariah dalam naungan Khilafah.
Usai acara, MHTI menggelar acara ramah tamah bersama para tokoh perempuan nasional maupun daerah di Kantor Pusat DPP MHTI di Crown Palace, Jakarta Selatan. [] Novita M Noer