Zagreb (turkeytimes): Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengomentari pernyataan kontroversial Ketua Parlemen Turki Ismail Kahraman yang mengatakan bahwa konstitusi baru Turki harus agamis (religius), atau dalam konstitusi baru ini tidak ada sama sekali sebutan sekulerisme.
Erdogan mengatakan pada konferensi pers kemarin di Zagreb, ibukota Kroasia, yang tengah ia kunjunginya sekarang bahwa negara harus tetap pada jarak yang sama dari semua agama dan dalam mengekspresikan keyakinannya. Sementara apa yang dikemukakan Ketua Parlemen Ismail Kahraman merupakan ekspresi dari pendapat pribadi ketika ia berbicara bahwa Turki perlu pada konstitusi yang agamis (religius) sebagai sebuah negara Islam.
Erdogan mengatakan bahwa pandangannya tentang masalah ini semua tahu, di mana dirinya selalu menekankan bahwa negara harus tetap pada jarak yang sama dari semua keyakinan agama, dengan menjelaskan bahwa ini adalah sekularisme.
Ketua Parlemen Turki Ismail Kahraman mengatakan pada konferensi pers di Istanbul dua hari lalu bahwa konstitusi baru Turki harus konstitusi yang agamis (religius), dan sekularisme tidak boleh ada di dalamnya karena kita adalah negara Muslim … Apapun alasannya, tidak boleh ada sekularisme dalam konstitusi baru Turki.
Pernyataan Kahraman ini memicu kemarahan luas di kalangan oposisi sekuler Turki. Bahkan Ketua Partai Rakyat Republik Kemal Kilicdaroglu mengecam dengan keras di mana ia menulis di Twitter bahwa kekacauan yang tengah terjadi di Timur Tengah adalah karena penggunaan agama sebagai alat pelayanan politik seperti yang dilakukan oleh Partai Keadilan dan Pembangunan yang sedang berkuasa di Turki.
Beberapa aksi long march sebagai bentuk protes sederhana banyak dilakukan di jalan-jalan Turki, dimana mereka menolak pernyataan Ketua Parlemen Ismail Kahraman, yang kembali mengatakan bahwa pernyataannya tentang konstitusi yang agamis (religius) bagi Turki, hanyalah pendapat pribadi tidak mencerminkan orientasi dari Partai Keadilan dan Pembangunan, di mana ia menjadi anggotanya.
Ketua penyusunan konstitusi baru Turki, wakil ketua Partai Keadilan dan Pembangunan Mustafa Centob, menegaskan kemarin bahwa rancangan konstitusi baru tetap mempertahankan prinsip sekularisme, dan Partai Keadilan dan Pembangunan tidak membahas penghapusan prinsip ini dari konstitusi baru.
Pasukan keamanan Turki kemarin turun tangan untuk membubarkan demonstrasi oleh puluhan pendukung sekulerisme di depan parlemen Turki di Ankara, yang dipicu oleh pernyataan Ketua Parlemen Ismail Kahraman tentang perlunya membuang sekularisme dari konstitusi baru.
Sementara polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang meneriakkan “Turki adalah negara sekuler, dan akan tetap sekuler”. Sebagaimana polisi telah menangkap sejumlah orang dari mereka (turkeytimes.net, 27/4/2016).