Mengembalikan Identitas Mulia Pemuda
HTI Press. Yogyakarta. Ulama besar Islam, Imam Ghazali (ra) pernah berkata, Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang masih suci merupakan mutiara polos tanpa ukiran dan gambar. Ia siap diukir dan cenderung kepada apa saja yang mempengaruhinya. Jika ia dibiasakan dan diajarkan untuk berbuat kebaikan, ia akan tumbuh menjadi anak yang baik. Dengan begitu, kedua orang tuanya akan berbahagia di dunia dan akhirat. Demikian juga guru dan pendidiknya. Sedangkan apabila ia dibiasakan berbuat jahat dan dibiarkan begitu saja seperti membiarkan binatang ternak, maka ia akan sengsara dan binasa. Dosanya pun akan dipikul oleh walinya dan orang yang bertanggung jawab untuk mengurus.
Sejalan dengan kutipan di atas, Fika M Komara Anggota Central Media Office Hizbut Tahrir dalam pemaparan orasinya berjudul Menjawab Krisis Identitas Pemudaā€¯ mengungkapkan, “Demikianlah pemuda. Jika mereka direndam di dalam dien dengan cara yang benar dan menjadi terbiasa dengan haq (kebenaran) dan kebaikan, maka akan menjadi pemuda yang hatinya kokoh di atas kebenaran, percaya diri dengan keyakinan Islam, dan teguh pada kewajiban-kewajiban Islam mereka.”
Menurutnya ada satu hal yang harus diingat, yaitu perlu perjuangan untuk memelihara identitas Islam serta mempersiapkan para pemuda untuk menghadapi tantangan besar tatkala berpegang teguh pada dien-nya.
“Perjuangan ini adalah memahamkan pemuda terhadap Islam sebagai dien yang memiliki solusi masalah kehidupan, serta membangun kebanggaan terhadap kebudayaan dan sejarah Islam,” jelasnya.
Salah satu orasi ini dibawakan dalam Konferensi Perempuan bertajuk “Pemuda Muslim: Pelopor Perubahan Hakiki”. Konferensi yang digagas oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) ini diselenggarakan di Jogjakarta Expo Center (JEC) Yogyakarta, Sabtu (07/05/2016).
Dalam kesempatan yang sama, Iffah Ainur Rochmah Juru Bicara MHTI mengingatkan para pemuda agar meninggalkan jalan hidup dan sistem sekuler yang telah menebarkan janji-janji palsu.
“Pemuda Islam yang tercinta, mimpi-mimpi kita tentang masa depan yang lebih baik bagi umat ini dan kemanusiaan terletak pada bahu Anda. Anda memiliki kemampuan untuk menghasilkan transformasi besar di dunia ini sehingga memperbaiki kehidupan masyarakat melalui dien Anda,” pesannya di hadapan 500 peserta pelajar dan mahasiswa muslimah dari berbagai provinsi di Indonesia.
Iffah juga menekankan bahwa perubahan tidak akan dicapai kecuali dengan kembalinya Islam sebagai jalan hidup melalui pembentukan Sistem Sang Pencipta, yakni Khilafah berdasarkan metode kenabian.
“Bangkitlah pada kewajiban besar Anda untuk menyelamatkan umat manusia dari penindasn dan kegelapan dengan menegakkan Khilafah yang mulia! Dan rangkullah peran sejati sebagai pelopor perubahan hakiki, dengannya Anda memperoleh kehormatan hidup dan imbalan terbesar di akhirat,” serunya yang disambut takbir peserta.
Konferensi ini menghadirkan 6 orator dari MHTI. Dalam konferensi tersebut diselingi pula aksi teatrikal dan penyampaian testimoni dari aktivis mahasiswa.[]