Hizbut Tahrir Ingin Kembalikan Identitas Pemuda Islam
HTI Press. Yogyakarta. Muslimah Hizbut Tahrir menyelenggarakan Konferensi Perempuan bertajuk “Pemuda Muslim: Pelopor Perubahan Hakiki” di Yudistira Hall Jogja Expo Center, Yogyakarta, Sabtu (7/6/2016).
Dalam konferensi tersebut tampak hadir tokoh Pembina Mualaf, Hj. Irena Handono. Dalam testimoninya, beliau memperingatkan pemuda, “Saat ini kita sedang mengalami ‘perang tanpa darah’, yaitu perang pemikiran yang korbannya tak akan mati tapi justru berbalik menjadi agen pembunuh berikutnya, dan ini sangat berbahaya”.
Dalam menghadapi perang pemikiran tersebut, Fika M. Komara (Central Media Office Hizbut Tahrir) menekankan pentingnya pembentukan aqidah Islam yang kokoh dan membangun kekritisan berfikir kaum muda sehingga mereka mampu melihat tipu daya di balik propaganda manis yang Barat lancarkan.
Tentu saja, lanjutnya, hanya Khilafah Islam yang mampu melakukannya melalui penerapan sistem pendidikan dan sistem sosial kenegaraannya.
Dalam konferensi yang digelar secara parallel di tiga Negara (Indonesia, Inggris, dan Tunisia), Hizbut Tahrir (HT) mengingatkan para pemuda akan upaya Barat dalam menghancurkan identitas keislamanan pemuda Muslim dan mengubahnya menjadi pembela Liberalisme Sekuler.
Upaya ini dilakukan di berbagai bidang, di antaranya yang paling menonjol pendidikan dan media. Melalui dua bidang tersebut, Barat berupaya mengokohkan hegemoninya di negeri–negeri Muslim dengan jalan membentuk generasi yang memiliki sudut pandang yang sesuai dengan visi Barat.
Di hadapan para pemuda dan tokoh pemuda, HT juga mengingatkan tentang bahaya kampanye Islamophobia di tengah masyarakat yang memonsterisasi penerapan syariah dalam kehidupan bernegara.
Konferensi yang menghadirkan tak kurang dari 500 pemuda Muslimah dari berbagai pelosok Indonesia ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas potensi besar pemuda Muslim yang dibajak oleh Liberalisme Sekulerisme hingga membuat mereka tak lagi mengenal agamanya, justru menjadi pembela Liberalisme Sekulerisme.
Di akhir acara, HT kembali menyeru pemuda untuk bergerak bersama memperjuangkan tegaknya syariat Islam dalam naungan Khilafah Islam jika ingin menyelamatkan dan memaksimalkan potensi kaum muda.[]