Temuan Ombudsman Republik Indonesia yang menunjukkan kecurangan pelaksanaan Ujian Nasional SMA terjadi di semua provinsi kecuali Kalimantan Utara, menurut anggota DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kusman Sadik, menunjukkan gagalnya sistem pendidikan Indonesia.
“Kecurangan di ujian tersebut menunjukkan gagalnya sistem pendidikan di negeri ini dalam mewujudkan karakter siswa yang paling dasar yakni kejujuran. Bagi siswa yang faham arti kejujuran tentu tidak akan sudi melakukan kecurangan seperti itu, apalagi harus membeli kunci jawaban,” ujarnya kepada mediaumat.com, Jum’at (6/5) melalui surat elektronik.
Menurutnya, karakter yang diajarkan di sekolah tidak punya landasan mengakar sehingga lebih bersifat asesoris. Tentu saja berbeda kalau karakter tersebut punya akar kuat pada agama.
“Dalam Islam, karakter seperti kejujuran merupakan bagian dari akhlak, sementara akhlak bagian dari hukum syara’ yang diperintahkan oleh Allah SWT. Sehingga melakukan kejujuran bukan lagi asesoris dari sikap, namun lahir dari pemahaman keterikatan pada syariah Islam,” tegasnya.
Sehingga, lanjutnya, di sekolah sangat mendesak untuk diajarkan tentang pemahaman dan keterikatan pada syariah Islam yang tercakup di dalamnya akhlak. Tidak sekedar membekali siswa dengan pelajaran tentang sains dan teknologi. (mediaumat.com, 8/5/2016)