Daftar Panjang Perempuan-Ibu Bunuh Diri, Bukti Sistem Hidup Hari ini Gagal Wujudkan Masyarakat yang Mampu Atasi Masalah dengan Benar dan Tuntas
HTI Press. Jakarta. Fitroha, ibu yang melempar bayinya dan berniat menjatuhkan diri dari mall Bekasi, memperpanjang daftar kasus bunuh diri yang dilakukan perempuan, juga ibu dengan mengajak anaknya, menurut Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), Iffah Ainur Rochmah, menunjukkan kehidupan kapitalistik-sekuleristik yang berjalan di negeri ini terbukti menghasilkan berbagai persoalan. Terpapar banyak masalah yang menghasilkan stres dan semakin sulit menemukan jalan keluar.
“Sistem hari ini gagal mewujudkan masyarakat yang bisa menyelesaikan masalah dengan benar dan tuntas. Sistem pendidikan juga patut mendapat koreksi mendasar,” ujarnya kepada HTI Press, Senin (16/5/2016) melalui surat elektronik.
Kejadian-kejadian semacam ini, lanjutnya, harus serius dicermati mengingat sudah tak terhitung kasus perempuan dan ibu mengambil jalan pintas bunuh diri ketika menghadapi persoalan yang dianggapnya menemui jalan buntu.
“Sedikitnya ada 10 kasus sejenis yang diangkat media-media nasional sejak awal tahun 2016. Kebanyakan kejadiannya dipicu himpitan ekonomi dan ketidakharmonisan rumah tangga,” bebernya.
Sesungguhnya Islam memiliki solusinya. Dengan menerapkan seluruh ketentuan (aturan), seorang individu tidak akan pernah menemui jalan buntu dari persoalan yang dihadapinya.
Terlebih lagi, kata Iffah, jika dia seorang perempuan, dia akan merasakan jaminan berlapis-lapis atas ketenangan, perlindungan, dan kecukupan kebutuhan dirinya, yaitu jaminan dari suami, jaminan dari keluarga, dan jaminan dari negara.
“Seluruh aturan tersebut hanya bisa diwujudkan jika negara menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam berbagai sisinya –ekonomi, pendidikan, kesehatan, dst– dalam naungan Khilafah Islamiyah,” pungkasnya. [] Novita M Noer