Liberalisme Memicu Kekerasan

KekerasanLiberalisme atau liberal adalah sebuah paham, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu.

Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. https://id.wikipedia.org/wiki/Liberalisme.Dengan pandangan tersebut wajar saja jika kemudian penganut faham ini akan membebaskan apapun yang menjadi keinginannya.

Kebebasan menjadi hal terpenting, mind set dan diperjuangkan sekuat daya. Aturan apapun akan disingkirkan dan dilawan jika dianggap menjegal keinginan hawa nafsunya. Atas nama kebebasan, kesucian, dan kebenaran agama menjadi tidak ada maknanya. Dengan kata lain syariat agama harus tunduk pada nilai kebabasan buatan manusia.

Liberalisme Sesat dan Membahayakan

Liberalisme jelas sesat karena berdasarkan pada keinginan hawa nafsu belaka. Peran Allah Swt., sebagai al Hakim, al Mudabbir, serta Rabb semesta alam dirampas oleh kesombongan akal manusia. Faham ini sungguh bertentangan dengan kebenaran yang dinyatakan oleh wahyu baik yang tercantum dalam al Quran maupun yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW, di antaranya adalah:

Firman Allah:

فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّفَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ

Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah diturunkan kepadamu. (TQS.Al Maidah [5]: 48)

Sabda Rasulullah SAW:

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ

Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (HR al-Hakim, al-Khathib, Ibn Abi ‘Ashim dan al-Hasan bin Sufyan).

Dalam hadis ini Rasulullah SAW. menjelaskan bagaimana seharusnya seseorang memperlakukan al-hawâ supaya imannya sempurna. Di dalam At-Ta’rifât, al-Jurjani menjelaskan bahwa al-hawâ adalah kecenderungan jiwa (mayl an-nafsi) pada syahwat yang menyenangkannya tanpa alasan syariah. Muhammad Rawas Qal’ah Ji di dalam Mu’jam Lughah al-Fuqaha’ juga menjelaskan, al-hawâ adalah kecenderungan jiwa pada apa yang disukai tanpa memperhatikan hukum syariah dalam hal itu.

Jadi, jelas sekali bahwa liberalisme bertentangan dengan keimanan seorang Muslim. Prinsip hidup seorang Muslim bukanlah kebebasan namun semata tunduk patuh pada syariat Allah, Pencipta yang Maha Mengetahui mana yang baik bagi ciptaannya.

Setiap yang bertentangan dengan syariat Allah pasti membahayakan. Demikian juga liberalisme. Banyak sekali fakta yang membuktikannya, di antaranya adalah beberapa kasus kekerasan yang terus diangkat media akhir-akhir ini. Diawali pemberitaan media tentang kasus pemerkosaan dan pembunuhan gadis Yuyun oleh sejumlah remaja tanggung yang sedang mabuk akibat menenggak minuman keras. Kasus Yuyun seolah membuka kasus kekerasan lainnya ibarat gunung es.

Selama ini kekerasan seksual sering terjadi di sekitar kita namun luput diungkap media. Sejumlah kasus kekerasan seksual terus bermunculan di beberapa daerah. Sebagian besar pemicunya adalah pelaku mengkonsumsi pornografi atau narkoba dan minuman keras. Dua hal yang dalam syariat Islam sudah jelas diharamkan. Bukan hanya mengkonsumsinya yang diharamkan, keberadaannya di tengah-tengah masyarakat pun dilarang.

Berbeda dengan kapitalisme liberalisme, keduanya justru dibiarkan beredar bebas. Pertimbangan keuntungan ekonomi yang akan dihasilkan oleh bisnis barang haram ini senantiasa menjadi alasan utama sekalipun harus mengorbankan keselamatan anak bangsa.

Pemerintah tidak tegas melarang kemaksiatan ini. Yang dilakukan hanya sekedar mengatur peredarannya dan membatasi konsumennya. Akibatnya, barang haram ini semakin mudah didapat. Tidak hanya orang dewasa, remaja bahkan anak-anak pun tidak sulit memperolehnya. Karenanya, anak-anak dan remaja juga tidak selamat dari dampak buruknya. Akal sehat dan fitrah mereka telah dirusak. Mereka tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mereka tidak kenal mana yang halal mana yang haram. Ketika syahwat bergejolak, mereka akan melampiaskan pada siapapun yang ditemuinya. Teman, pacar, nenek-nenek, anak, bahkan balita yang semestinya dijaga menjadi sasaran kebejatannya.

Hentikan Kekerasan dengan Khilafah

Kekerasan tidak mungkin dihentikan jika pemicunya tetap dibiarkan. Karenanya, solusi tuntas hanya akan terwujud ketika Kapitalisme liberalisme yang mengagungkan kebebasan hawa nafsu manusia dienyahkan dan diganti dengan sistem Khilafah yang akan menumbuh suburkan ketaatan dan ketundukan pada aturan Allah semata. [] (Ir. Dedeh Wahidah Ahmad, Koord Lajnah Tsaqofiyah Muslimah HTI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*