Kyrgyzstan
Ahad, 08 Sya’ban 1437 H./ 15 Mei 2016 M.
Press Release:
Kebijakan Ganda AS di Kirgizstan: Hasil Yang Mungkin
Salah satu cara yang digunakan oleh AS dalam rangka membangun pijakan, atau dalam rangka memperkuat pengaruhnya di beberapa negeri Islam, adalah mendirikan apa yang disebut dengan organisasi non-pemerintah dan mendukungnya. Kemudian organisasi-organisasi ini mengkritik pemerintah dengan mengklaim sebagai pembelaan terhadap berbagai keyakinan agama dan hak-hak rakyat. Kritikan ini akan menyebabkan besarnya ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah. Selanjutnya AS akan memanfaatkan situasi ini untuk menekan pemerintah dan melaksanakan agendanya. Juga dengan cara itu, akan terbentuk suasana bagi munculnya kelompok-kelompok yang akan melakukan tindakan fisik terhadap negara, dan AS akan memanfaatkannya sebagai alat lain untuk melakukan tekanan dan menciptakan kekacauan di dalam negara itu.
Apa yang terjadi di Kirgizstan, tidak jauh dari agenda AS itu, di mana AS telah mulai melakukan berbagai tindakan kejahatan di Kirgizstan melalui organisasi-organisasi yang ada dalam kontrolnya. AS telah membentuk lembaga dana sosial “iman” yang sebenarnya tanpa iman. Lembaga ini memfokuskan dakwah di antara para perwira Komite Negara Untuk Urusan Keamanan Nasional, dan Kementerian Dalam Negeri, bahkan di antara anggota militer melalui lembaga dana ini, yang memberikan upah remeh bagi para ulama. Sesungguhnya tujuan dan tindakan yang dilakukan AS di sini, mirip dengan tujuan dan tindakan yang dilakukannya di tempat-tempat lain dari dunia Islam. Dan pemerintahpun benar-benar mulai melakukan tekanan agresif pada gerakan-gerakan Islam. Sementara organisasi-organisasi non-pemerintah mulai menyatakan bahwa “hak beragama tengah dilanggar”. Organisasi-organisasi ini menampakkan dirinya sebagai pelindung kaum Muslim.
Namun jika diamati dengan teliti realita organisasi-organisasi non-pemerintah yang bergerak di Kirgizstan, maka jelas sekali bahwa semuanya pro-AS. Oleh karena itu, situasi di negara kita akan mirip dengan situasi negara-negara lain di mana AS campur tangan di dalamnya. Meskipun yang tampak oleh mata bahwa para elit, politisi dan pemimpin agama belum sepenuhnya perhatian terhadap masalah ini, dan mereka hanya menunggu proyek-proyek negara-negara kafir yang memberi manfaat sesaat, namun itu telah memberi jalan untuk mendapatkan akses kepada militer dan angkatan bersenjata kita untuk kepentingan kaum kafir. Sementara para ulama kita mempromosikan “Islam moderat”, yang diciptakan oleh kaum kafir, dalam rangka mengontrol ideologi rakyat yang sederhana.
Sungguh, rencana AS ini akan memberikan hasil yang mengerikan setelah beberapa tahun kemudian, jika tindakan AS ini tidak berhasil dihentikan, dan tentu saja, sikap pemerintah sangat lemah, sehingga tidak mungkin melakukan apa pun terhadap kekuatan yang menyebut dirinya masyarakat internasional, meskipun ia menyadari fakta sebenarnya.
Akan tetapi kita, sebagai kaum Muslim, kita harus menolak konsep-konsep yang dipromosikan oleh kaum kafir, seperti “ekstremisme, terorisme dan Islam moderat”. Bahkan kita harus dalam kesadaran penuh dan menolak setiap proyek negara-negara kafir, yang berencana untuk memperluas pengaruhnya secara menyeluruh pada kaum Muslim, dan melakukan tindak kejahatan seperti pemboman masjid, lalu menuduh beberapa kaum Muslim yang melakukannya untuk menabur benih perselisihan di kalangan kaum Muslim. Oleh karena itu, jika kita sebagai kaum Muslim, kita tidak melakukan perbaikan atas kesalahan kita, kita tidak membedakan kebenaran dari kebohongan, dan kita semua tidak bekerja sama seperti satu tubuh dalam melawan kaum kafir, maka kita akan mengalami kerugian besar, sementara kaum kafir akan menuai keberhasilan. Padahal Allah melarang pelaksanaan rencana dan makar kaum kafir itu. []
Kepala Kantor Media Hizbut Tahrir di Kirgizstan