Dari 32 perempuan anggota parlemen Israel (Knesset), 28 mengatakan mereka telah dilecehkan atau diserang secara seksual, dan setidaknya dua orang mengatakan pengalaman-pengalaman itu terjadi di Knesset itu sendiri, menurut sebuah survei baru yang dilakukan oleh saluran televisi Israel.
Survei ini dilakukan dua minggu setelah 17 anggota parlemen Perancis menandatangani kolom yang mengecam pelecehan seksual yang meluas dan impunitas di tempat kerja mereka.
Pada bulan Desember, menteri dalam negeri dan wakil perdana menteri Israel, Silvan Shalom, mengundurkan diri setelah hampir selusin perempuan, termasuk salah satu mantan karyawannya menuduhnya dengan tuduhan melakukan pelecehan seksual atau penyerangan.
“Bahkan saat ini, dengan fakta bahwa saya adalah seorang wanita lajang di Knesset menempatkan saya dalam situasi yang tidak menyenangkan,” kata Merav Ben Ari, anggota Knesset dari partai politik Kulanu.
Anggota Knesset lain berbicara tentang pelecehan pada waktu yang berbeda dalam karir mereka atau di masa kecil mereka.
Pada tahun 2007, Presiden Israel Moshe Katsav dituduh memperkosa dua wanita ketika dia masih menjadi seorang menteri kabinet di akhir tahun 1990-an, serta kekerasan seksual terhadap dua staf perempuannya saat dia menjadi presiden.
“Tindakan mendiamkan tidak mungkin lagi. Pada kebanyakan kasus, perempuan yang mengecam tindakan pelecehan seksual berakibat kehilangan pekerjaan mereka. Mereka adalah korban ganda.” (rz/washingtonpost.com, 31/5/2016)