Penargetan rumah sakit dan para pekerja kemanusiaan dalam perang dengan cepat berubah menjadi “sesuatu hal baru yang normal”, kata seorang pejabat tinggi di Médecins Sans Frontières (MSF), dengan menggambarkan bahwa para Anggota tetap Dewan Keamanan PBB terlibat dalam pembunuhan para petugas medis.
Dia marah kepada para anggota tetap dewan keamanan, empat diantaranya terlibat dalam konflik di mana petugas medis menjadi target, dan mengatakan situasi seperti itu tidak terjadi sejak perang Korea pada tahun 1950-an.
Bulan lalu, sebuah Rumah Sakit yang didukung MSF dan Komite Palang Merah di Aleppo hancur dalam serangan udara oleh pemerintah Suriah, sehingga menewaskan satu-satunya dokter anak yang tersisa di reruntuhan timur wilayah yang dikuasai para pejuang di kota itu.
Dewan Keamanan dengan suara bulat mengesahkan resolusi pada tanggal 3 Mei yang menuntut diakhirinya serangan terhadap tenaga medis dan rumah sakit di zona perang, tapi Hofman mengatakan mereka yang mengesahkan resolusi itu, termasuk Inggris, mereka sendiri terlibat dalam pembunuhan para tenaga medis.
Hofman mengacu pada dukungan militer dan logistik yang disediakan oleh empat anggota tetap dewan keamanan kepada negara-negara dan pasukan koalisi yang telah membom rumah sakit.
Mereka dianggap bertanggung jawab karena mereka adalah bagian dari koalisi yang merupakan bagian dari kampanye serangan pemboman.
“Dalam hal ini, koalisi Saudi, yang memiliki pasukan udara, menggunakan cara berpikir yang sama di mana sebagian besar pemboman oleh mereka dilakukan cukup serampangan dan rumah sakit-rumah sakit tidak diberi status pelindung apapun,” katanya. (riza/theguardian.com)