HTI Press, Jakarta. Sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan umat, pemimpin HTI hadir dalam silaturahim dan buka shaum bersama ulama, tokoh, dan masyarakat Jakarta Utara, di pelataran masjid Luar Batang (13/6/2016). Hadir dalam acara ini ketua DPP HTI Rokhmat S Labib, Abdullah Fanani, dan Ketua Lajnah Fa’aliyah M Rahmat Kurnia.
Acara yang dimotori oleh MIUMI tersebut para tokoh dari berbagai organisasi Islam. Suasana terasa haru sekaligus heroik. Dalam sambutannya, Ketua Laskar Kampung Luar Batang, Faisal Syam, mengatakan, “Luar Batang ini sudah puluhan tahun ditempati oleh kami. Turun temurun dari kakek nenek kami. Sekarang, kampung Islam ini akan digusur, lalu dikuasai oleh Cina. Kami akan mempertahankannya sampai mati.”
KH Cholil Ridwan (Ketua MUI) menegaskan, “Rasulullah SAW bila dalam masalah dakwah menggunakan hikmah, mau’izhah hasanah, dan billati hiya ahsan. Namun, bila menyangkut masalah tanah maka beliau menghadapinya dengan pedang.”
Menurutnya, upaya untuk menggusur tanah Luar Batang sangat sistematis.
“Kita harus bersama-sama melawan kebijakan Gubernur Ahok yang zhalim,” ujar anggota DPD RI, AM Fatwa disambut pekik takbir masyarakat yang hadir.
Ketua MIUMI, Bahtiar Nasir menegaskan bagaimana dulu rakyat bebas bermain di lapangan sebelah sana, mengambil kerang di pantai, bebas melihat laut, kini sudah dikuasai para konglomerat, dan menggusur kampung Luar Batang yang bersejarah.
“Dalam surat al-Mumtahanah ayat 8-9, kita dibenarkan melawan terhadap mereka yang memerangi urusan agama, mengusir kita dari kampung halaman, dan membantu orang lain mengusir kita. Kita harus pertahankan sampai mati,” tambahnya.
Hal ini ditegaskan KH Abdurrasyid Abdullah Syafi’I, dengan suara yang berwibawa mengatakan, “Kampung Islam harus dipertahankan!”
Sementara itu M Rahmat Kurnia dari DPP Hizbut Tahrir mengatakan yang kini sedang terjadi adalah penguasaan kampung-kampung Muslim di pesisir oleh nonMuslim. Dulu, pesisir dikuasai oleh umat Islam dengan berdirinya kampung-kampung Muslim. Namun, kini umat Islam digusur, diganti dengan apartemen, pertokoan, dan padang golf di pulau hasil reklamasi. Akhirnya, daerah tersebut dikuasai oleh nonMuslim. Khususnya, oleh Cina yang menguasai perekonomian Indonesia, ujarnya.
“Bila reklamasi pantai ini terus dilakukan sebagai program nasional maka kampung-kampung umat Islam di pesisir akan turut digusur lalu dikuasai mereka. Neoimperialisme sedang berlangsung!” tambah Ketua Lajnah Fa’aliyah DPP HTI ini. [] lf