Angka kemiskinan menurun, namun rata-rata pengeluaran penduduk miskin justru menjauhi garis kemiskinan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan Indonesia pada Maret 2016 mengalami penurun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dan juga September 2015.
Penyusutan angka kemiskinan setidaknya dipengaruhi oleh empat faktor. Pertama, rendahnya inflasi yakni 1,71 persen selama September 2015 hingga Maret tahun ini. Kedua, tingkat pengangguran terbuka yang turun dari 6,18 persen menjadi 5,50 persen. Ketiga, turunnya harga eceran komoditas beberapa bahan pokok. Terakhir, meningkatnya upah buruh tani dan bangunan.
Meski angka kemiskinan menurun, namun kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin semakin tinggi. Dibuktikan dengan meningkatnya nilai indeks kedalaman. Menurut Kepala BPS, Suryamin, indeks tersebut mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin menjauhi garis kemiskinan sebesar Rp 345.386/kapita/bulan.
Peningkatan nilai indeks tersebut membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi belum dapat dinikmati penduduk miskin. Suryamin mengatakan, garis kemiskinan dan inflasi di perdesaan yang lebih tinggi dibanding perkotaan menjadi penyebab melonjaknya indeks kedalaman dan ketimpangan kemiskinan. (katadata.co.id, 21/7/2016)