Takwa: Taat pada Syariah secara Kaffah
HTI Press, Boyolali. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Boyolali menyelenggarakan Sarasehan dan Liqo’ Syawal Tokoh di Rumah Makan Ayam Penyet Suroboyo, Boyolali pada Ahad (31/07/2016) dengan tema “Takwa: Taat pada Syariah secara Kaffah”.
Acara dihadiri puluhan tokoh muslimah Boyolali dari berbagai latar belakang, seperti dari praktisi pendidikan, praktisi kesehatan, pengurus majelis taklim, mubalighoh, pengusaha, pelajar, dan mahasiswa. Selain untuk menjalin ukhuwah islamiyah, acara ini diadakan dalam rangka untuk menjaga keimanan dan amalan-amalan supaya tidak luntur selepas bulan ramadhan.
Hadir sebagai pemateri, Indri Sri Setyowati, S.Pd (MHTI Boyolali) yang menjelaskan tentang makna takwa. Takwa berarti mengerjakan ketaatan kepada Allah dan mentaati syariat-Nya secara kaffah atas dasar keimanan. Sedangkan hakekat takwa sendiri adalah taat kepada Allah dengan menjalankan syariat-Nya secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.
Menurutnya, orang yang bertakwa pasti akan menolak liberalisme, sekularisme. Orang yang bertakwa juga tak akan menolak Khilafah, apalagi menentang dan menjadi penghalangnya. Justru khilafah adalah kewajiban yang harus ditegakkan.
“Penerapan syariah secara Kaffah membutuhkan keberadaan Khilafah. Tanpa adanya Khilafah, niscaya banyak sekali hukum syariah yang terabaikan dan tidak diterapkan dalam kehidupan, sebagaimana saat ini,” terang Indri.
Oleh karena itu, lanjutnya, orang bertakwa akan mendambakan khilafah, bahkan turut berjuang untuk mengembalikan tegaknya khilafah.
Menurutnya tanpa khilafah niscaya banyak sekali hukum syariah yang terabaikan dan tidak diterapkan dalam kehidupan, sebagaimana saat ini. Umat harus memiliki seorang imam (khalifah) yang bertugas menegakkan agama.
Pada sesi diskusi, Ibu Jasmi Pengusaha Kecamatan Musuk dan Ibu Ayu Guru SMKN Mojosongo sepakat bahwa agar permasalahan umat bisa terselesaikan, maka diperlukan Khilafah.
Sebagai penutup, Indri mengatakan bahwa apa yang terjadi pada kaum Muslim saat ini dikarenakan Islam tidak diterapkan secara kaffah, Islam sebagai acara ritual saja, belum pada tatanan kehidupan.
Pada akhir acara, MHTI Boyolali mengajak seluruh peserta untuk berjuang menegakkan syariah dan Khilafah. Hanya dengan tegaknya Khilafah, ketaatan pada syariah secara kaffah dapat diwujudkan. []