Lebih dari 370.000 anak-anak di Yaman di ambang kelaparan. Menurut PBB, itu semua sebagai akibat dari perang yang berlangsung sejak 15 bulan. Menurut angka PBB, bahwa lebih dari 14 juta orang, setengah dari rakyat sedang kelaparan, dan sangat membutuhkan makanan serta bahan-bahan alami. Sementara lebih dari 500.000 anak di bawah usia lima tahun menderita kekurangan gizi, dan dua pertiga dari mereka akan mati jika tidak mendapatkan bantuan segera, menurut sumber PBB.
Mohammed al-Saadi, juru bicara resmi perwakilan anak-anak PBB di Yaman, mengatakan kepada Al Jazeera: “Kita berbicara tentang peningkatan hampir 50% dibandingkan dengan awal tahun. Kekurangan gizi akut adalah (penyebab) utama kematian anak-anak di bawah usia lima tahun. Hal ini terbukti ketika berat anak tidak sesuai dengan panjangnya dan menjadi kurus seperti kerangka tulang.” Yaman telah dirobek oleh konflik terus-menerus sejak 2014, ketika kelompok Houthi dengan bantuan pasukan Presiden Ali Abdullah Saleh yang digulingkan berhasil menguasai banyak bagian wilayah di Yaman, termasuk ibukota, Sanaa. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi mulai melakukan serangan udara melawan para pejuang revolusi pada bulan Maret 2015, sejak saat itu lebih dari 9.000 orang tewas, dan 2,8 juta orang lari meninggalkan rumahnya. Saadi mengatakan bahwa harga pangan naik secara dramatis dan gila-gilaan sejak awal perang, sehingga naiknya harga pangan dan bahan bakar ini telah membuat kaum miskin semakin sekarat. Kelompok kemanusiaan telah berjuang untuk mengirimkan bantuan ke sebagian besar negara karena pertempuran dan serangan udara. Organisasi Dokter Lintas Batas (MSF) mengatakan bahwa situasi “sangat sulit” (Sumber: Al Jazeera).
Berapa banyak dari negara-negara Islam yang harus dimusnahkan. Dan berapa banyak anak-anak yang harus mati, sebelum kaum Muslim menyadari bahwa sistem politik saat ini harus diganti dengan Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah? (kantor berita HT, 8/8/2016).