Wahai Muslim Pattani, Saudaraku… Sesungguhnya Kita Sama-sama Belum Merdeka!

patani-merdekaBerita:

Kiblat.net melansir berita bahwa Muslim Patani pada Rabu, (17/08) turut mengucapkan selamat atas perayaan kemerdekaan bangsa Indonesia dari tangan kolonial Belanda dan Jepang. Ini menjadi ironi karena Muslim Melayu Patani masih berada di bawah cengkeraman kekuasaan bangsa Siam. Muslim Patani yang mayoritas berasal dari warga Melayu Muslim kerap mendapat tekanan dari pemerintah Thailand. “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan Perikemanusiaan dan Perikeadilan. Kami Bangsa Melayu Patoni mengucakan selamat hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia,” tulis laman Media Informasi News yang kerap menyiarkan berita dari Muslim Patani seperti dilansir Kiblat.net.

“Kami Bangsa Melayu Patani hanya bisa merasakan nikmat kemerdekaan negara-negara jiran yang berdekatan, kapankah kami Bangsa Melayu Patani bisa merasakan nikmat kemerdekaan Negara Patani,” tambahnya. Media tersebut menambahkan, “Abang sulong ku INDONESIA sudah Merdeka. Abang menengah MALAYSIA ku sudah Merdeka. Adek bungsu mu PATANI yang belum mendapat nikmat Kemerdekaan seperti Abang berdua.”

 

Komentar :

Wahai saudaraku Muslim Pattani, ketahuilah sejatinya tidak ada satu pun Abang mu ini yang sudah merdeka! Baik kaum Muslimin di Indonesia dan Malaysia dua negeri Muslim terbesar di Asia Tenggara sama-sama masih terbelenggu dengan penjajahan non fisik.

Wahai saudaraku, sungguh kami mendengar jeritanmu, kalian menderita berpuluh tahun di bawah penindasan bangsa Siam- Thailand, dan alangkah buruknya kami karena tidak berdaya membebaskan kalian dengan kekuatan kami!

Betul kami di Indonesia merdeka secara fisik, namun secara mental kami terus dijajah dan diteror dengan narasi-narasi jahat yang menghantam identitas keislaman kami dan memecah belah kami dengan label-label buatan seperti teroris, radikal, fundamentalis, dan moderat ala Barat. Kehormatan kami dirobek-robek karena jutaan kaum Muslimah saudari kita yang merupakan jantung kehormatan kami dipaksa menjadi korban perbudakan modern, bekerja ribuan kilometer mencari sesuap nasi dan meninggalkan peran utamanya sebagai ibu. Harta kekayaan kami dirampas oleh tangan-tangan asing, semua kekayaan alam seperti emas, minyak bumi dan gas telah dikuasai asing, bahkan politik pemerintahan dan perundangan-undangan dengan mudah diakses kekuatan asing. Kedaulatan Negara hanyalah slogan, karena sejatinya pemimpin negeri ini hanya bertugas melayani kepentingan sang tuan asing.

Lebih dari itu saudaraku Muslim Pattani, makna kemerdekaan hakiki adalah jika kita semua merdeka dari penghambaan kepada makhluk, baik sistem maupun hukumnya. Sementara sekulerisme masih membelit kami, wahyu Allah yang seharusnya berdaulat mereka singkirkan jauh-jauh dari kehidupan bernegara kami. Wahai saudaraku Muslim Pattani, makna merdeka lainnya bagi umat Muhammad Saw adalah ketika kita BERSATU! Bersatu dalam satu identitas, satu nafas dan satu risalah junjungan kita Muhammad Saw, namun tragisnya kita semua masih terperangkap dalam tatanan sistem Negara-bangsa yang menjerat dan memecah belah kita dengan sekat-sekat nasionalisme murahan dan menyingkirkan ikatan persaudaraan Islam yang agung. Kami Muslim Indonesia bahkan nyaris tak pernah mendengar keadaanmu di Thailand Selatan, kepedulian kami dibutakan oleh sekat-sekat kebangsaan dan batas semu nasionalisme. Ampuni kami Yaa Rabb…

Wahai saudaraku dalam Islam, kita semua wajib untuk hidup di bawah satu kepemimpinan politik Khilafah. Haram bagi kita terfragmentasi di bawah kepemimpinan politis yang lebih dari satu, apalagi sampai hidup tertindas dibawah tirani mayoritas kaum kafir seperti engkau saudara kami di Pattani di Thailand. Khilafah akan menyatukan wilayah Pattani, Yala dan Narathiwat dengan semenanjung Malaysia, kepulauan Indonesia, kepulauan Sulu-Mindanao di Filipina Selatan, dan seluruh wilayah dunia Islam lainnya dan menaungi kita dengan kemerdekaan hakiki yakni bersatu untuk menghamba hanya kepada Allah Swt semata. Ingatlah Rasulullah saw. pernah menulis surat kepada penduduk Najran, yang di antara isinya berbunyi:

«… أَمّا بَعْدُ فَإِنّي أَدْعُوكُمْ إلَى عِبَادَةِ اللّهِ مِنْ عِبَادَةِ الْعِبَادِ وَأَدْعُوكُمْ إلَى وِلاَيَةِ اللّهِ مِنْ وِلاَيَةِ الْعِبَادِ …»

…Amma ba’du. Aku menyeru kalian ke penghambaan kepada Allah dari penghambaan kepada hamba (manusia). Aku pun menyeru kalian ke kekuasaan (wilâyah) Allah dari kekuasaan hamba (manusia) … (Ibn Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah).

 

Ditulis untuk Kantor Media Pusat Hizb ut Tahrir oleh

Fika Komara

Anggota Kantor Media Pusat Hizb ut Tahrir

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*