MHTI Sragen Tawarkan Solusi Tuntas Kekerasan Seksual
HTI Press, Sragen. Kekerasan seksual di Sragen hari ini sudah masuk kategori darurat, merujuk pada data dalam semester pertama 2016 telah tercatat 17 kasus, bahkan beberapa kasus kekerasan seksual dilakukan orang terdekat. Demikian paparan fakta dari pemantik diskusi pada Diskusi Terbatas yang diselenggarakan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Kabupaten Sragen pada Ahad (21/8/2016) di Meeting Room RM. Pakuan Sragen.
Diskusi dipandu Nawang Ratri Anggraini dan pemantik diskusi Ibu Retno Asri Titisari, S.Si Apt (Aktivis MHTI Sragen). Ibu Retno memperlihatkan bahwa saat ini ada bahaya yang mengancam perempuan dan anak, yakni kekerasan seksual.
Ini semua, katanya, bermula dari penerapan kapitalisme yang menjadikan liberalisme sebagai life style. Sehingga lahirnya perzinaan, kekerasan seksual, dan maksiat lainya menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Salah satu peserta diskusi Bunda Ratmi Pengelola PAUD menyampaikan keprihatinanya yang mendalam bahwa generasi hari ini tumbuh tanpa pengasuhan yang baik, karena ibu harus bekerja bahkan harus keluar negeri meninggalkan anak-anak mereka yang masih sangat kecil. Sisi lain, lanjutnya, saat orang tua ingin berbuat lebih harus berbenturan dengan nilai yang berbeda di masyarakat.
Sementara itu, Ibu Retno menegaskan bahwa kekerasan seksual dan kemaksiatan lainya tidak akan pernah mampu diselesaikan jika solusi yang hadir tidak pernah menyentuh akar persoalan. Menurutnya penerapan sistem kapitalisme dan liberalismelah yang mendasari semua lahirnya kemaksiatan tersebut.
“Jalan satu-satunya adalah dengan menghilangkan segala akar persoalan tadi dan menggantinya dengan sistem yang mampu menuntaskan persoalan umat dengan komprehensif dan integral dan sistem tersebut adalah sistem Islam dalam bingkai Khilafah,” tegasnya.
Ibu Millah Penggerak Majelis Taklim menyebut bahwa peran semua kalangan untuk menuntaskan persoalan tersebut sangat dibutuhkan.
“Pada akhirnya memang butuh peran serta semua umat Islam untuk bersama mewujudkan solusi Islam tadi yang mampu menyelamatkan dan melindungi perempuan dan generasi dari berbagai ancaman,” ungkapnya.[]