Temuan Kontras, Oknum Aparat Terlibat di Banyak Level Jejaring Madat

haris azharFredi Budiman, pengedar narkoba terpidana mati kasus narkoba, ketika curhat ke Haris Azhar tidak pernah menyebut siapa dan berapa banyak oknum aparat yang terlibat jejaring madat (narkoba), tetapi ketika Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) investigasi dan kembangkan lebih lanjut ternyata…

“Waduh, soal narkoba ini berlapis-lapis, berjejaring, berbagi-bagi ruang. Oknum-oknum ini masuk ke banyak sektor. Dari mulai pengadaannya, penyelundupannya, penjemputannya, proses hukumnya, lalu penyebarannya di lapangan, lah itu sirkulasinya gila-gilaan semua, luar biasa,” ungkap Koordinator Kontras Haris Azhar seperti diberitakan Media Umat Edisi 179: Jaring Narkoba Jerat Aparat, Jum’at 23 Dzulqaidah – 7 Dzulhijjah 1437 H/ 26 Agustus – 8 September 2016.

Ketika Kontras mengembangkan pernyataan Fredi Budiman dengan sejumlah skenario, ternyata temuannya bermacam-macam. “Ada bentuk-bentuk kolaborasi berbagai oknum itu di berbagai tempat, di berbagai fihak, di berbagai level,” bebernya.

Ada yang pemerasan. Kalau orang tertangkap sedang memakai narkoba, itu dijadikan celah oleh para penegak hukum untuk melakukan pemerasan. Orang tersebut akhirnya bayar, daripada malu kepada tetangga, diproses hukum dan lain-lain. Diminta berapa pun kalau mereka punya duitnya mereka bayar.

“Bahkan saya juga menemukan satu kasus yang mereka itu urunan untuk menebus,” ungkapnya.

Ada lagi yang barter dengan barang (narkoba). “Jadi ada bandar yang tertangkap, bisa dibebaskan kalau mau dibarter dengan barang,” sebutnya.

Sampai kemarin (Jum’at, 19 Agustus sejak dibukanya posko pengaduan sejak 4 Agustus lalu, red), Kontras menerima 45 pengaduan dari masyarakat. Dari jumlah tersebut, 38 di antaranya adalah kasus narkoba. Dan institusi yang tersering disebut terkait dalam laporan itu adalah Polri dengan 24 kasus, sisanya TNI, BNN, petugas lapas, hakim, jaksa serta Satgas Kemenkumham.

Kontras juga menemukan bahwa pengadilan itu ternyata hanya modus untuk menumpang lewat saja. Orang-orang itu tidak peduli, tidak taat pada pengadilan.

“Mereka tidak ada yang takut sama pengadilan. Saya sekarang sedang mengumpulkan beberapa keputusan pengadilan terkait narkoba. Memang pengadilan itu hanya dipakai sekadarnya saja, tidak serius untuk membongkar siapa saja aparat yang terlibat,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*