Menjadi Remaja Smart Syari, Why Not
HTI Press, Kendari. Apa kabar remaja hari ini? Itulah sapaan pembuka yang dilontarkan Anggi Asvianty R, selaku MC mengawali acara Bincang Remaja Smart, Ahad (28/8/8) di Ruko Eks Apotik Mahaputri, Kendari. Semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada membuat remaja rentan terpengaruh budaya ‘demam sosmed’. Dampaknya yaitu semakin tingginya kerusakan moral yang menyebabkan hilangnya identitas remaja Muslim saat ini. Inilah yang menjadi latar belakang Tim Sekolah DPD II Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Mandonga Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar acara pelajar muslimah bertajuk “Menjadi Remaja Smart Syari, Why Not!”.
Pembicara pertama di hadapan kurang lebih 100 peserta remaja dari bebagai tingkatan sekolah di Kota Kendari menyebut kondisi remaja Muslim kian miris seperti, heboh Awkarin, tawuran antar pelajar ditambah lagi menurut survey dari KPAI 97% remaja pernah mengakses film porno, 95% pernah pacaran, 62.7% remaja sudah pernah melakukan hubungan seks di luar nikah dan 21% diantaranya hamil dan melakukan aborsi.
“Kondisi ini terjadi akibat sistem kehidupan sekular yang memisahkan agama dari kehidupan serta sistem pemerintahan liberal yang menghasilkan gaya hidup permisif serta hedonis pada remaja Muslim,“ beber Harlani S.Si, Koordinator Tim Sekolah DPD II MHTI Mandonga.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Hamliati Musta Aktivis MHTI Sultra sebagai pembicara kedua memaparkan tentang How to be Smart and Syari “.
Menurutnya paradigma berpikir masyarakat memandang bahwa remaja berprestasi adalah remaja yang dapat menghasilkan apresiasi atas kepintarannya. Tidak melihat bahwa prestasi yang sesungguhnya adalah cerdas dalam menyelesaiakan segala macam permasalahan dan aktif dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapinya.
“Prestasi hakiki adalah dengan mendapatkan prestasi terbaik dalam seluruh aspek kehidupan yang berdasarkan aturan dari Allah secara ikhlas,“ jelasnya.
Lebih jauh dr. Hamliati menjelaskan bahwa untuk menjadi remaja yang smart dan syari tidak dapat diraih dengan prestasi semata akan tetapi harus didukung dengan prestasi untuk akhirat.
“Pahami tujuan dari mencari ilmu karena Allah, ikuti kajian Islam serta mengamalkannnya dalam kehidupan, mencurahkan segala ilmu yang diperoleh hanya untuk kemaslahatan ummat, dan bertawakal kepada Allah serta yang paling penting turut berjuang dalam menegakkan Khilafah Islamiyah yang mampu memenyelesaikan segala macam permasalahan remaja,” pungkasnya.[]