Pengumuman Meninggalnya Sang Penjagal Karimov Presiden Uzbekistan, Pada Hari Jum’at (02/09/2016) menyusul pendarahan otak yang menimpanya.
*** *** ***
Dari Abu Qatadah bin Rib’i al-Anshari, beliau meriwayatkan bahwa suatu ketika ada jenazah lewat di hadapan Rasulullah saw, lalu beliau bersabda:
«مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ»، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ؟ قَالَ: «الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ، وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلَادُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ»
“Ada orang yang istirahat, ada yang teristirahatkan darinya.” Para Shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apa maksud ada orang yang istirahat dan yang teristirahatkan darinya?” Rasulullah menjawab: “Hamba yang beriman—jika meninggal—maka ia istirahat dari kelelahan dan siksaan hidup di dunia menuju rahmat Allah. Sedang hamba yang pendosa (fajir), maka hamba-hamba yang lain, negeri yang ia tempati, berikut pepohonan dan hewan ternak akan berisirahat dari—keburukan—nya.” (HR. Bukhari, Muslim, Malik, Ahmad, an-Nasai, dan al-Baihaki dalam al-Sunan al-Kubra dan Sya’bul Īmān).
Abu al-Walid al-Baji berkata dalam al-Muntaqa Syarah al-Muwaththa’ bahwa sabda Rasulullah saw ketika beliau melihat jenazah: “Ada orang yang istirahat, ada yang teristirahatkan darinya.” Maksunya adalah bahwa orang yang meninggal itu ada dua jenis: orang yang istirahat dan orang teristirahatkan darinya. Lalu para shahabat bertanya ingin mengetahui maksudnya. Beliau menjawab: Orang yang istirahat adalah hamba yang beriman, dimana dengan kematian itu ia menuju rahmat Allah, serta surga dan kenikmatan yang dijanjikan kepadanya, juga ia istirahat dari kepayahan dunia, bebannya dan deritanya. Sedangkan maksud orang teristirahatkan darinya adalah hamba yang durhaka dan zalim, sebab hamba-hamba yang lain, negeri yang ia tempati, berikut pepohonan dan hewan ternak akan berisirahat dari—keburukan—nya. Ia menyakiti manusia yang lain dengan kezalimannya kepada mereka, sementara menyakiti tanah dan pepohonan dengan merampasnya dari orang yang berhak, lalu menggunakannya untuk yang tidak semestinya, juga membebani binatang ternak yang tidak diperbolehkannya, sehingga dengan ini mereka teristirahatkan darinya.
Al-Dawudi mengatakan bahwa makna manusia teristirahatkan darinya adalah mereka teristirahatkan dari kemungkaran yang dilakukannya, sebab kalau manusia menolak kemungkarannya, maka mereka akan disiksanya, dan kalau tidak menolaknya, maka mereka berdosa. Sedang istirahatnya negeri yang ia tempati adalah dari kemaksiatan yang ia lakukan dengan menghancurkan negeri, sehingga tanaman dan ternak semua mati.
Dalam Shahih Muslim bi Syarh Imam Nawawi dikatakan bahwa makna hadits tersebut adalah orang yang mati ada dua jenis: Orang yang istirahat dan orang yang teristirahatkan darinya, kelelahan dunia dan bebannya. Adapun teristirahatkannya mausia dari kezaliman, artinya terhentinya kezaliman atas mereka, sebab kezaliman itu ada banyak macamnya, diantaranya: kezaliman yang langsung pada mereka, atau berupa perbuatan mungkar, jika perbuatan mungkarnya itu ditolak, maka mereka diperlakukan kasar dan kejam sehingga bisa jadi membawa kerusakan, dan jika mereka mendiamkannya, maka mereka berdosa. Sedang teristirahatkannya binatang darinya adalah, terkadang ia menyiksanya, memukulnya, membebani di luar kemampuannya, dan di lain waktu membiarkannya kelaparan, dan sebagainya. Sementara teristirahatkannya negeri dan pepohonan, dikatakan bahwa sebab kejahatannya mencegah pemerataan air, demikian kata Al-Dawudi. Al-baji berkata: Karena ia merampasnya dan mencegah haknya, seperti minum dan lainnya.
Nah, begitulah dengan Sang Penjagal Karimov, tiran Uzbekistan. Sungguh, ia telah tewas dan pergi ke neraka Jahannam, seburuk-buruk tempat kembali. Sedang manusia teristirahatkan darinya, dari kezalimannya, penjaranya, pembantaiannya dan hukum kufur yang diterapkannya. Juga negeri teristirahatkan darinya, dimana kekayaannya hanya diberikan pada keluarga dan kroni-kroninya saja, sementara sumber daya alam dan kekayaan lainnya diserahkan kepada kaum kafir penjajah. Pohon-pohon teristirahatkan darinya, yang membuatnya mati, dan binatang yang dibiarkan kelaparan karena pemiskinan yang menimpa pemiliknya.
Apakah para pendosa akan mengambil pelajaran dari kematiannya, cukuplah kematian sebagai nasihat, atau apakah mereka akan tetap melanjutkan kezaliman terhadap manusia dan negara, sehingga kaum Muslim akan terus melaknat dan mendoakan keburukan kepadanya, hingga mereka dibinaskan, sedang mereka tetap dalam kezaliman dan kediktatorannya, dengan begitu manusia, negara, pohon-pohon dan binatang akan istirahat sebab kematiannya, daripada mereka beristirahat dari kelelahan dunia dan penderitaannya menuju rahmat Allah?
﴿وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُوا رُؤُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ﴾
“Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (TQS. As-Sajdah [32] : 12). [Muhammad Abdul Malik]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 4/9/2016.