Mahasiswa, Let’s Back To Muslim Identity
HTI Press, Malang. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Chapter Kampus Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan Talkshow Mentari (Menggapai Cinta dan Ridho Ilahi) bertajuk “Back To Muslim Identity”. Puluhan mahasiswi dari UM serta Universitas Kanjuruhan Malang hadir penuhi Balai RW Karangbesuki Malang pada Ahad (18/9/2016).
Hadir sebagai pemateri Ustazah Sulikah, M.Pd. (Dosen Ekonomi UM), Ustazah Vicky (Mantan Aktivis HMJ UM), dan Ifa Iftatah Kirana (Aktivis UKM IPRI UM).
Acara dibuka dengan pertanyaan mengenai identitas serta potensi dan peran yang sebenarnya yang semestinya dimiliki mahasiswa kepada Ustazah Sulikah. Beliau menjawab bahwa mahasiswa muslim bukan hanya sekedar mahasiswa, tetapi dia memiliki gelar yang akan disematnya hingga akhir hidupnya, Islam.
Menurutnya potensi mahasiswa sebagai pemuda sangat besar, yaitu intelektualitas, idealisme, semangat, dan keberanian. Dengan potesinya tersebut, mahasiswa memiliki peran besar ditengah mesyarakat yaitu sebagai “agent of change, agent of control, dan iron stock”.
Seorang mahasiswa muslim harapannya mampu memaksimalkan segala potensinya dan melakukan perannya dengan Islam sebagai idealismenya. “Sehingga perubahan yang akan diwujudkan adalah perubahan ke arah Islam,” tegasnya.
Pertanyaan berlanjut kepada Ifa dan Ustazah Vicky berkaitan proses hijrah dan pengenalannya dengan Hizbut Tahrir (HT). Kedua pembicara menyampaikan bahwa perjalanan hijrah kembali kapada identitas muslim dan memaksimalkan potensi serta melakukan peran dengan idealisme Islam tidaklah mudah, akan teteapi keyakinan kepada Allah mengalahkan segala halangan. Bersama dengan HT kembali kepada identitas sebagai muslim dan mengubah dunia dengan Islam merupakan hal yang harus dilakukan.
Terakhir, para pembicara menyampaikan closing statementnya. Para pembicara menyeru para peserta untuk mari bersama-sama segera berubah dan kembali kepada identitas kita sebagai muslim dan memaksimalkan potensi yang dimiliki serta melakukan peran besarnya dengan Islam sebagai pondasi perubahan.
Acara ini diharapkan mampu menyadarkan para mahasiswa akan identitas, potensi, dan peran besarnya di tengah masyarakat.[]