Alasan PDIP memilih Ahok untuk menghilangkan unsur SARA, dipertanyakan juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Menurut Ismail Yusanto, alasan PDIP itu tidak konsisten.
“Justru keputusan PDI Perjuangan malah akan memperumit masalah SARA” ungkap Ismail kepada Media Umat.
Ismail menilai kenapa alasan SARA tidak diberlakukan ditempat lain yang tak pernah ada pengusungan calon beragama Islam, “Seperti di Bali, tidak pernah ada pengusungan calon Islam dengan alasan yang sama, lalu di Papua, yang calonnya selalu dari non Muslim” jelasnya.
Pada Selasa [20/07] PDI Perjuangan mengumumkan Basuki Tjahaya Purnama dan Djarot Saiful Hidayat sebagai calon wakil gubernur Jakarta. Nama Ahok-Djarot diumumkan ke publik bersama calon kepala daerah yang didukung PDI perjuangan di pilkada serentak 2017.Keputusan PDI Perjuangan itu sudah diduga oleh berbagai pihak. Kesamaan ideologi partai, disebut-sebut menjadi alasan utama.
Ditambahkan Ismail Yusanto, alasan menghilangkan unsur SARA dianggap oleh Ismail hanya untuk menggoyahkan keyakinan umat Islam yang melarang kepemimpinan itu diserahkan kepada non Muslim.
“Umat Islam tidak boleh goyah, harus tetap berpegang tegus terhadap ajaran Islam, tetap harus tegas, memilih pemimpin kafir, siapapun dia, haram ” tegas Ismail.
Disamping itu, umat Islam harus melihat fakta bahwa Ahok ini cerminan pemimpin yang buruk saat memimpin Jakarta, “Dilihat dari ahlaknya, lalu keberpihakan dia terhadap pemilik modal lebih besar ketimbang terhadap rakyatnya sendiri, kemudian bagaimana Ahok sebenarnya banyak melanggar hukum di beberapa kasus, hanya karena ada perlindungan politik saja dia terbebas dari jerat hukum” kata Ismail. []Fatih