Kunci Keberhasilan Sistem Pendidikan Islam
HTI Press, Kendari. Kejayaan pendidikan Islam pada masa Khilafah telah menorehkan tinta emas dalam sejarah. Bahkan kejayaan itu diakui oleh para sejarawan Barat. Apa yang menjadi kunci keberhasilan sistem pendidikan Islam tersebut? Inilah yang dibahas dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Sulawesi Tenggara (Sultra) Chapter UHO mengangkat tema “Sistem Pendidikan Tinggi Khilafah, Mewujudkan Intelektual membawa Mashlahat Umat” pada Sabtu, (24/9/2016) di pelataran Masjid Malim UHO, Kendari.
Atiqoh Nur Ghaziyah Koordinator LKM DPD I MHTI Sultra selaku pembicara pertama memaparkan bahwa ada dua kunci keberhasilan sistem pendidikan Islam yaitu adanya SDM/Intelektual sholih yang berkarya untuk ridla Allah SWT.
“Mereka dididik bukan hanya untuk cerdas disatu bidang ilmu saja namun dibidang ilmu yang lain (polymath) juga. Serta sistem pemerintahan Islam yang mengarahkan para intelektual agar ilmu yang dimilikinya bisa memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat,” urainya.
Selain itu, Negara Khilafah juga menyediakan kondisi yang kondusif bagi para intelektual dengan membebaskan biaya pendidikan, memberikan sarana dan prasarana terbaik, penyediaan pengajar yang berkualitas dan negara mengambil kebijakan strategis untuk menjamin ketersediaan guru, dosen, perawat, dokter, insinyur, mujtahid dan tenaga-tenaga lain.
“Maka tidak mengherankan bahwa sistem pendidikan Islam berhasil menciptakan intelektual yang gemilang” ujarnya dihadapan puluhan mahasisiwi.
Apakah kegemilangan itu bisa diwujudkan kembali pada abad sekarang? Lalu upaya apa yang harus dilakukan untuk mewujudkannya? Hal tersebut dibahas tuntas oleh Uli Ash-Shafiyah, Aktivis MHTI Chapter UHO.
“Indonesia sesungguhnya memiliki potensi yang besar untuk mewujudkan dua kunci keberhasilan sebagaimana dalam sistem pendidikan Islam itu. Indonesia memiliki SDM yang berkualitas. Indonesia juga kaya akan SDA sebagai sumber modal penyediaan pendidikan berkualitas,” ujar Uli.
Namun, lanjutnya, potensi ini ternyata berbanding terbalik dengan kualitas pendidikan Indonesia. Penyebabnya karena saat ini negara dalam cengkeraman sekuler-kapitalisme yang mengakibatkan potensi SDM berkualitas dan kekayaan SDA tidak diberdayakan untuk kemashlahatan umat namun untuk kepentingan kapitalis. Kekayaaan SDA dikuasai asing akibatnya biaya pendidikan semakin mahal.
Maka, lanjutnya, langkah pertama untuk mewujudkan kembali kampus ideal adalah dengan mewujudkan kembali tegaknya Khilafah yang akan mengadopsi sistem politik-ekonomi Islam untuk kemashlahatan umat.
Di akhir pemaparannya Uli mengajak peserta untuk tidak berdiam diri. “Saatnya kita berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan sistem Khilafah yang akan mewujudkan kegemilangan peradaban Islam,” serunya disambut takbir.[]