Iffah Ainur Rochmah: Muslimah Harus Bersatu Tolak Pemimpin Kafir
HTI Press, Jakarta. Sangat perlu untuk terus menegaskan bahwa penolakan pada calon pemimpin kafir itu adalah penolakan karena tuntutan agama, karena Allah perintahkan, bukan karena faktor-faktor lain. Demikian terang Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Iffah Ainur Rochmah Senin (3/10/2016) siang di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), Crown Palace, Tebet, Jakarta Selatan.
“Maka kita tidak boleh membiarkan ada jalan bagi naiknya pemimpin kafir pada periode yang akan datang. Ini adalah suatu bencana bagi umat Islam dipimpin pemimpin kafir,” tegasnya
Iffah melihat adanya suara-suara yang menyatakan bahwa berkompetisi program dan hal-hal lain harus dianggap sebagai suara yang bisa membelokkan keyakinan umat terhadap perintah agamanya, untuk menolak pemimpin kafir.
“Umat berusaha untuk digiring agar tidak menolak karena latar belakang agamanya tetapi karena unsur-unsur lain,” jelas Iffah.
MHTI menegaskan dan terus menyerukan di tengah umat bahwa penolakan terhadap seorang calon pemimpin kafir itu bukan karena kebijakan-kebijakannya saja. Namun karena perintah Allah Swt. untuk tidak membiarkan calon pemimpin kafir berkuasa, apa lagi bisa memimpin kembali.
“Karena sudah jelas calon-calon yang diumumkan untuk pemilihan gubernur Jakarta Februari 2017 salah satunya adalah kafir,” tambahnya.
Dalam syariat Islam, kata dia, ada tujuh kriteria yang harus dipenuhi seorang pemimpin. Salah satunya menegaskan bahwa pemimpin adalah seorang Muslim. Jika sudah memenuhi syarat seorang Muslim, laki-laki, baligh, berakal, merdeka, mampu, dan adil barulah kemudian jika ada calon-calon yang memenuhi kriteria tersebut, umat Islam berbicara soal perbandingan program, kemampuan yang lebih dianggap unggul, dan sebagainya.
“Jika dari syarat-syarat itu belum terpenuhi, kita tidak bisa bicara diprogram atau perbandingan kemampuan, dan seterusnya,” sambung Iffah.
Menurut Iffah, hal inilah yang ditegaskan MHTI dalam penyelenggaraan Tabligh Akbar bertajuk “Muslimah Tolak Pemimpin Kafir” di Gedung Perwira Balai Sudirman, Jakarta pada Sabtu (1/10/2016) yang lalu.
Dalam agenda ini, MHTI mengundang muslimah dari berbagai kalangan di Jakarta dan sekitarnya. Dari 700-an tempat yang disediakan, membludak hingga 900-an peserta. Ini memperlihatkan antusiasme muslimah Jakarta yang ingin mendapatkan pegangan bagaimana memilih pemimpin sesuai tuntunan agama.
“Karena suara-suara atau opini yang berkembang di luar itu lebih kuat daripada penanaman nilai syariat, baik dalam keluarga maupun lembaga pendidikan,” terangnya.
Melihat antusiasme dan begitu besarnya animo publik terhadap Tabligh Akbar tersebut, maka itu menjadi preseden positif. “Insya Allah kedepan umat akan semakin menginginkan terterapkannya seluruh aturan agama dalam urusan-urusan yang mereka hadapi termasuk dalam memilih pemimpin,” pungkasnya.[] Novita M Noer