Visi Intelektual Muslim Wujudkan Peradaban Islam
HTI Press, Bandung. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Jawa Barat (Jabar) Divisi Khusus Intelektual melaksanakan Kajian Intelektual Muslimah (KIM) dengan tema “Pembajakan Potensi Intelektual dalam Peradaban Barat. Mulianya Peran Intelektual dalam Peradaban Islam” di Perpustakaan Ajip Rosjidi, Bandung, Jumat (30/9/2016). Acara ini dihadiri oleh kalangan mahasiswa dan dosen dari berbagai kampus negeri dan swasta di Bandung.
Kegiatan ini bertujuan menghimpun potensi intelektual muslimah yang berlimpah agar bervisi besar dalam menjalankan peran utama sebagai pembangun peradaban Islam dengan berperan aktif dalam perjuangan penegakan peradaban Islam. Karena berangkat dari pendalaman fakta bagaimana potensi intelektual saat ini makin besar, kekayaan intelektual pun terus melimpah namun problematika masyarakat pun semakin kusut.
Pemaparan materi oleh Fifi Herni Mustofa, S.T., M.T, Dosen Kampus Swasta Bandung dan Indira S.Rahmawaty, S.IP, M.Ag., Kandidat Doktor dan Koordinator Lajnah Khusus Intelektual Muslimah HTI Jabar.
Adanya pembajakan intelektual dalam peradaban sekarang menjadikan visi besar intelektual kampus muslim saat ini, untuk mengkonstruksi peradaban Islam lalu menjaga peradaban Islam terenggut oleh pusaran materialisme dan kapitalisme dengan dijadikan mesin penggerak industrialisasi.
Selain itu adanya rasa sudah sempurna dan sudah optimal memberikan kontribusi pada masyarakat yang sejatinya masih bersifat tambal sulam. Sehingga perlu untuk kembali memahami Islam sebagai solusi kehidupan dan berkontribusi dalam perubahan besar. Demikian analisa dari Fifi Herni Mustofa.
Sementara, Indira S. Rahmawaty memaparkan bahwa peran intelektual mulia dalam Islam. Berbasis tauhid dan memandu agar padu antara iman, ilmu, dan amal menjadikan pribadi intelektual muslim menjadi pondasi dan penjaga peradaban Islam.
“Ilmunya untuk kebaikan umat dan masyarakat, untuk hajat hidup publik bukan faktor produksi, sehingga mampu menjalankan profesi intelektual kampusnya dengan visi besarnya agar tidak ikut dalam arus peradaban Barat yang menipu,” jelasnya.
Dalam paparannya, Indira mengajak agar intelektual kampus ikut dalam arus perubahan yang seharusnya yaitu aktif dalam mengkonstruksi peradaban Islam (Khilafah), menjadi garda terdepan dalam membela kebutuhan umat dan masyarakat. []