Prostitusi Gay Anak Cermin Gagalnya Penguasa Melindungi Anak

HTI Press, Jember. Terbongkarnya jaringan prostitusi anak di bawah umur oleh Bareskim Polri beberapa waktu lalu di Bogor telah menghentak hati para ibu sebagai pendidik generasi. Masalah inilah yang kemudian dibahas oleh puluhan tokoh muslimah Jember dalam Foccus Group Discussion (FGD). Forum yang diselenggarakan oleh Lajnah Fa’aliyah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Jember ini mengangkat tema “Prostitusi Gay Anak Cermin Gagalnya Penguasa Melindungi Anak” di Meeting Room RM Pangestu, Jember pada Jumat (30/9/2016).

Forum

Ketua MHTI Jember, Nauroh Alifah sebagai moderator sekaligus pemateri memandu diskusi dari awal hingga akhir. Ia memaparkan bahwa anak membutuhkan perlindungan dari keluarga, masyarakat, dan negara. Apalagi negara memiliki fungsi sebagai raa’in (pengurus urusan umat) dan junnah (perisai).

Fungsi ini telah pernah terwujud dan terbukti ketika Khilafah tegak di muka bumi. Will Durant sebagai ilmuwan Barat mengakui keagungan Khilafah yang mampu memberikan kesejahteraan dan ketentraman bagi rakyatnya.

Namun kini, fungsi tersebut patut dipertanyakan di negeri ini, pasalnya kasus LGBT, gay anak, bahkan prostitusi gay anak marak dan mengancam masa depan generasi.

“Mengapa kasus LGBT berkembang di Indonesia dan negara tak mampu menyelesaikan kasus ini?” tanya Alifah kepada para tokoh.

Bebarapa tokoh memberikan tanggapan. Saah satunya, Dewi Rokhmah, Dosen FKM UNEJ sekaligus aktivis Laskar yang berkonsentrasi pada kasus HIV/AIDS memberi tanggapan. Ia menyampaikan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkannya.

“Kondisi keluarga yang tidak harmonis, trauma di masa lalu, pola asuh orang tua, perkembangan teknologi, kurangnya kontrol sosial. Ditambah lagi, negara tidak hadir untuk melakukan tindakan preventif,” terangnya.

Tokoh lainnya yang antusias selama acara berlangsung pun berpendapat serupa, mereka sepakat bahwa problem LGBT disebabkan oleh banyak faktor yang bersifat sistemik dan sudut pandang negara tidak berdasarkan Islam.

Untuk menjadikan negara bersudut pandang Islam maka harus berdakwah pemikiran. “Kita harus bersuara, menyampaiakn pemikiran ke tengah-tengah umat, sampai negara bisa menerapkan Islam dan hadir sebagi raa’in dan junnah,” seru Alifah di akhir sesi diskusi.

Seruan tersebut pun disepakati oleh para tokoh. Mereka bersepakat untuk berdakwah pemikiran bersama MHTI demi mewujudkan Khilafah Islamiyyah.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*