Stop Pembajakan Potensi Intelektual
HTI Press, Yogyakarta. Sabtu (3/10/2016) Lajnah Khusus Intelektual (LKI) Muslimah HTI DPD I DIY menggelar Kajian Intelektual Muslimah Edisi 3 di Ruang Serbaguna PAND’s Jalan C. Simanjuntak No. 22 Yogyakarta. Lebih dari 25 intelektual muslimah yang merupakan para dosen, mahasiswi pascasarjana dan doktoral menghadiri acara yang mengusung tema “Potret Intelektual Peradaban (Pembajakan Potensi Intelektual dalam Peradaban Barat dan Mulianya Peran Intelektual dalam Peradaban Islam)”.
Pemilihan tema ini dilatarbelakangi keprihatinan LKI atas pembajakan terhadap intelektual sehingga para intelektual kesulitan menjalankan peran-peran lain yang melekat pada dirinya seperti peran sebagai seorang istri, ibu, anggota masyarakat, dan lain-lain.
Hadir dalam forum tersebut dua orang narasumber yaitu Hesti Rahayu., M.A. (Dosen DKV Institut Seni Yogyakarta) dan Siti Muslikhati., M.Si. (Dosen HI FISIPOL UMY). Hesti memaparkan bahwa paradigma triple helix pada pendidikan tinggi dan ristek adalah logika neolib yang memandulkan fungsi negara.
Hesti juga menyayangkan penelikungan terhadap para intelektual oleh Barat untuk mengokokohkan status quo sistem dan perlawanan terhadap arus penegakkan Khilafah. “Bertolak belakang dengan tradisi intelektual Muslim sebagai pengoreksi dan penjaga penguasa untuk menerapkan hukum Allah,” terangnya.
Pada sesi kedua, Siti Muslikhati menjelaskan betapa mulia kedudukan ilmu dan intelektual dalam pandangan Islam. Pendidikan dianggap sebagai kebutuhan pokok masyarakat sehingga negara berkewajiban menyelenggarakan pendidikan yang mudah diakses oleh seluruh rakyat.
“Negara menyelenggarakan pendidikan dengan tujuan membentuk kepibadian islami serta menyediakan tenaga ahli di seluruh bidang guna memenuhi kebutuhan masyarakat,” bebernya.
Siti menggarisbawahi bahwa anggaran pendidikan mutlak harus ditanggung negara dan orientasi risetnya bukan bisnis melainkan rahmat, kesejahteraan bagi seluruh alam.
“Dengan tata kelola pendidikan yang benar oleh negara, maka para intelektual muslimah dapat menjalankan seluruh perannya dengan baik, yakni sebagai ibu pendidik generasi, pengemban dakwah, penyedia konsep penyelesaian berbagai problematika masyarakat, dan sebagai bagian dari pressure group di tengah masyarakat,” pungkasnya.[]