Pakar Hukum Tata Negara Universitas Parahyangan Prof Dr Asep Warlan Yusuf SH, MH mengungkapkan isu suku-agama-ras-antargolongan (SARA) dijadikan alat untuk menyerang umat Islam.
“Ada tiga istilah yang menunjukkan serangan tersebut kepada umat Islam,” ungkapnya seperti diberitakan tabloid Media Umat Edisi 182: Isu SARA Serang Umat Islam, 6 – 19 Muharram 1438 H/ 7 – 20 Oktober 2016.
Pertama, adanya pendangkalan akidah. Akidah dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting di dalam kehidupan bernegara. Akidah itu seolah-olah harus dijauhkan, bacalah Pancasila dan UUD 1945, itulah yang harus dipakai acuan dalam berbagai aspeknya, bukan agama, bukan Al-Qur’an, bukan hadits.
“Hemat saya, itu ada pendangkalan agama yang sangat serius,” tegasnya.
Kedua, ada kecurigaan. Kalau umat Islam maju memimpin maka akan ada kerugian bagi umat lain. Jadi ada su’uzan, ada buruk sangka, ada curiga. Itu adalah ulang asing. Asing tidak suka kalau umat Islam maju di Indonesia, berkembang di Indonesia.
“Karena dalam beberapa hal asing selalu saja kesulitan kalau berhadapan dengan orang Islam yang mempunyai keteguhan iman dan moral yang baik. Sulit sekali asing bermain di situ,” bebernya.
Ketiga, asing memang bermain di situ. isu ini digoreng, dibesar-besarkan oleh media-media yang mengusung kepentingan asing.
“Asing di sini entah Amerika, entah Cina atau siapa pun lah. Yang pasti itu sangat mengganggu kedaulatan kita,” pungkasnya. (mediaumat.com, 11/10/2016)