Pembajakan Potensi Intelektual dalam Peradaban Islam
HTI Press, Semarang. Lajnah Khusus Intelektual (LKI) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD 1 Jawa Tengah (Jateng) menyelenggarakan Kajian Intelektual dengan mengusung tema “Pembajakan Potensi Intelektual dalam Perdaban Barat” pada Sabtu (08/10/2016) di Kantor MHTI DPD 1 Jateng Jalan Kintelan No.32 Semarang. Dihadiri para intelektual muslimah dari kalangan dosen, doktoral, dan mahasiswa pascasarjana.
Acara ini dilatarbelakangi atas keprihatinan MHTI terhadap pembajakan potensi para intelektual sehingga sulit dalam menjalankan peran-peran hakiki seorang muslimah. Para intelektual ditekan dengan sedemikian rupa untuk mengisi sekrup-sekrup kapitalis.
Pembicara pertama, Dr. Ervia Yudiati MSc. mengatakan bahwa PTN BH perguruan tinggi dan paradigma Triple Helix yang diusung oleh kemenristek adalah cara kapitalis untuk menjajah dan memandulkan fungsi negara sebagai perisai dan pengayom.
Dosen Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro ini sangat prihatin atas kondisi tersebut. “Inilah penelikungan terhadap para intelektual oleh kafir Barat sebagai proses pengokohan status quo sistem,” ujarnya serius.
Pembicara kedua, Yanti Pudjiastuti, SE.MM. mengatakan bahwa, “Dalam Islam ilmu merupakan saudara kembar iman. Menuntut ilmu adalah hajat hidup publik bukan dikomersialisasikan dan faktor produksi”.
Pendidikan di dalam Islam, lanjutnya, mempunyai semangat kompetisi fastabiqul khairot dengan orientasi izzul islam wal muslimin, membentuk kepribadian Islam, dan berkontribusi dalam penyelesaian masalah saat ini.
“Dengan peneran Islam secara kaffah, peran intelektual muslimah dapat terlaksana bukan hanya sebagai intelektual tapi sebagai pencetak generasi takwa, pengemban dakwah, pejuang penegakan Islam, dan sebagai problem solver untuk masyarakat,” pungkasnya.[]