Al Arabiya, edisi 16 Oktober 2016, mengatakan bahwa Jenderal Hassan Firuzabadi penasehat militer senior Pemimpin Revolusi Islam, Ayatollah Ali Khamenei menjelaskan bahwa kehadiran para penasihat militer Iran di Suriah dan Irak, serta dukungan Teheran untuk milisi Houthi di Yaman, dan Hizbullah di Libanon, maka semua ini sejalan dengan tujuan dari “Revolusi Islam”. Menjawab pertanyaan situs Fars News Agency, yang dekat dengan Garda Revolusi Iran terkait dukungan Teheran untuk para milisi di Suriah, Irak, Yaman dan Lebanon, maka penasehat militer senior Pemimpin Revolusi Islam Iran mengatakan: “Kami tidak ikut campur dan tidak ingin memperluas wilayah kita … namun yang jelas adalah bahwa rezim kami adalah rezim revolusi Islam.”
Bagaimana bisa Hassan Firuzabadi menganggap revolusi 1979 di Iran sebagai revolusi Islam, padahal tidak ada sedikitpun tanda yang menunjukkan bahwa itu adalah revolusi Islam, tidak dalam perekonomian, pemerintahan dan tidak pula bidang-bidang lainnya? Termasuk kehadiran Iran di Suriah dan Irak, serta dukungannya untuk milisi Houthi di Yaman, tidak untuk kepentingan Iran dan kepentingan umat Islam, melainkan untuk kepentingan Amerika. Sebab, menurut pendapat kebanyakan analis militer, bahwa keterlibatan militer Iran di Suriah adalah untuk mencegah tumbangnya rezim Assad. Oleh karena itu, pernyataan Hassan Firuzabadi tidak benar dan tidak sesuai realita (kantor berita HT, 21/10/2016).