Kapan Landing-nya Penelitian Kita? Jawabnya Kembali pada Khilafah
HTI Press. Bogor. Kajian Intelektual Muslimah (KIM) di Wisma Tamu Landhuis, Kampus IPB Dramaga, berlanjut ke sesi penyampaian materi.
Ibu Febrianti Abassuni, M.Si mengawali materinya dengan sebuah kontemplasi mengenai peran muslimah sebagai intelektual. Bahwa disamping kita menjadi seorang istri di rumah suami, suami juga mengizinkan kita beramal sholih di luar rumah untuk termasuk golongan orang-orang yang bermanfaat bagi manusia. Tapi manusia yang mana? Ini yang harus dirinci. Apakah bermanfaat untuk umat Islam, atau terabdikan sempurna dengan bekerja di perusahaan asing? Maka penting bagi kita untuk memberikan indikator terhadap intelektualitas kita, terkait dengan keterikatan kita terhadap dien kita. Selanjutnya, perlu juga untuk diperhatikan tentang kapan landing-nya hasil-hasil penelitian kita. Cukupkah kita berkutat meneliti di kampus saja? Cukupkah peran kita sebagai intelektual hanya sibuk mencari dana penelitian dari sejumlah perusahaan? Tentu saja tidak.
Ibu Rini Syafrie, menyampaikan materinya dengan mengingatkan tema besar “Menggugah Idealisme Intelektual di Era Knowledge Based Economy”. Knowledge based economy (KBE) adalah konsep ekonomi liberal untuk agenda penjajahan gaya baru, yang bersinergi dengan konsep sistem politik demokrasi neoliberal. Dengan gagasan baru World Class Universtiy (WCU) yang menjadi salah satu capaian program KBE. Harus disadari, WCU menimbulkan bahaya bagi sistem pendidikan. Bahaya ini menjauhkan peran intelektual yang selayaknya berkontribusi untuk umat. Ini tantangan yang harus dihadapi oleh intelektual muslimah.
Ibu Rini juga menyadarkan peserta bahwa di tengah kemutakhiran penelitian di bidang biomedik, di luar sana ratusan pasien BPJS di setiap harinya mengantri di sejumlah rumah sakit. Bahkan jika ditarik lebih jauh ke luar, ada 10 juta orang yang tidak bisa mengakses kesehatan. Karena itu, sangat urgen bagi intelektual berperan untuk dalam arus politik. Beliau melanjutkan, bahwa ada sebuah peradaban yang meniscayakan kemuliaan intelektual muslimah, yang tak lain adalah peradaban Khilafah. Inilah satu-satunya sistem yang compatible untuk intelektual muslimah, dengan adanya penerapan syariat Islam di bawah naungan Khilafah. Dimana melalui Khilafah, terdapat empat prinsip yang meniscayakan kemuliaan intelektual muslimah:
1. Ilmu dan kebenaran hajat asasiyah dan jiwa peradaban, bukan faktor produksi
2. Negara hadir secara benar dalam pengelolaan ilmu melalui pendidikan tinggi; institusi Dikti merupakan perpanjangan fungsi negara, fungsi pelayanan gratis, murah dan berkualitas terbaik, serta ber visi-misi mencetak secara massal ilmuwan, pakar, teknokrat berkepribadian Islam, yang hidupnya didedikasikan untuk kebaikan Islam dan kaum muslimin.
3. Kehadiran negara secara benar pada aspek riset; negara bertanggungjawab dan berkewenangan penuh dalam perumusan peta/pohon riset, pembiayaan hingga pelaksanaannya, juga strategi riset dasar, terapan serta penemuan teknologi wajib mengacu pada politik industri negara Khilafah; bahwa cita-cita menjadi negara kuat haruslah memiliki industri berat, bukan industri kreatif
4. Perempuan/muslimah adalah kehormatan yang wajib dijaga; disamping sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, juga sebagai sekolah pertama dan utama bagi anak dan ibu generasi (ummu ajyaal).
Intelektual wajib untuk berperan aktif dalam arus perubahan. Bagaimana caranya? Sesungguhnya ketika pada hari ini para intelektual muslimah hadir di sini, kita sudah memulai arus perubahan tersebut. Yaitu dengan melakukan edukasi yang terus menerus, mensuritauladani Rasulullaah saw. mewujudkan peradaban Islam, Khilafah Islam.
Karenanya, Muslimah HTI menyeru kepada intelektual muslimah:
1. Tinggalkan Kapitalisme-Sekulerisme dan terus menerus melakukan upaya dekonstruksi terhadap ideologi Kapitalisme-Sekulerisme di tengah-tengah masyarakat.
2. Bergabunglah dalam formasi barisan perjuangan penegakan syariah dan Khilafah yang rapi dan terorganisir, yang menciptakan arus perjuangan yang benar, yang melandaskan metode dakwahnya kepada metode dakwah Rasulullah saw.
Dengan ini, Muslimah HTI dengan sepenuh hati dan keikhlasan menawarkan kepada Anda, generasi terbaik umat untuk terlibat dalam perjuangan menegakkan kembali syariah & khilafah bersama Hizbut Tahrir.[]