KMIP II Jakarta: Intelektual Muslimah Jakarta Siap Bangkit Kembali Perjuangkan Kehidupan Islam
HTI Press, Jakarta. Oktober bulannya pemuda. Di bulan ini para pemuda, khususnya mahasiswa, mengingat ulang sejarah mereka. Pada bulan ini para mahasiswa kembali me-refresh diri bahwa ia adalah agent of change. Antusias refresh mahasiswa kali ini terlihat dalam acara Kongres Mahasiswi Islam untuk Peradaban (KMIP) II pada Sabtu (22/10/2016). Acara yang diselenggarakan oleh Lajnah Khusus Mahasiswa (LKI) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) ini diselenggarakan di 32 kota dengan menghadirkan 1500 peserta dari seluruh penjuru Indonesia.
Jakarta sebagai ibukota dan menjadi barometer bagi daerah lain, turut serta dalam pelaksanaan KMIP Jilid II. Bertempat di Aula Arifin Panigoro Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, ratusan mahasiswi dari berbagai sudut Jakarta hadir mengikuti acara. Momen akbar mahasiswi ini dihelat sebagai salah satu jalan menyatukan langkah dalam menjemput kebangkitan Islam.
Islam dan eksistensinya telah terdengar sejak kemunculannya di Makkah.
Karisma Islam semakin nampak sejak kejayaannya di abad pertengahan. Namun tak semua berpihak kepada Islam, aturan sang Ilahi, yang bertujuan menebar rahmat ke seluruh alam. Barat dengan berbagai konspirasinya nyata menghadang Islam dari dulu. Hal ini bukan berita baru, karena jauh sebelum ini terjadi Rasulullah saw. telah mengabarkannya dalam sebuah hadits “Sungguh akan terurai simpul-simpul Islam satu demi satu, maka setiap satu simpul terurai, orang-orang akan bergelantungan pada simpul yang berikutnya (yang tersisa). Simpul yang pertama kali terurai adalah kekuasaan (pemerintahan) sedang yang paling akhir terurai adalah shalat.” (HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Al Hakim). Demikian pemaparan pemateri pertama, Zikra Asril, SE (Aktivis MHTI).
Zikra melihat, konspirasi Barat dalam menghilangkan simpul yang pertama (kekuasaan) nyata terlihat. Karenanya kaum pemuda, mahasiswi, intelektual muslimah, harus mengembalikan kembali kekuatan Islam. Jangan terjebak dengan agenda global Barat dalam mengubah posisi dan dan membajak potensi pemuda muslim. Jangan terjebak dengan segala konspirasinya seperti liberalisme, sekulerisme, Islam phobia, dll.
Kini terpancar sudah cahaya kembalinya kehidupan Islam. Kilauan cahayanya menyinari penjuru bumi, tak terkecuali bumi pertiwi. Keinginan umat Islam untuk mengembalikan kejayaan Islam dalam institusi Khilafah sudah bermunculan di mana-mana.
“Banyak metode yang telah ditempuh untuk mewujudkannya namun sayang, belum juga membuahkan hasil,” demikian sambung Eny Dwiningsih, M.Si, Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, DPP MHTI, selaku pembicara kedua.
Menurutnya, demokrasi, perbaikan sosial-ekonomi, perbaikan individu, metode people power, metode kudeta telah dilakukan. Ternyata kunci keberhasilan perubahan masyarakat yaitu 1) adanya kelompok politik (parpol ideologis) yang memperjuangkan Islam secara terus menerus dan konsisten; 2) Terdapat fikrah dan thoriqah (konsep dan metode) yang jelas dan komprehensif; 3) Terbentuknya opini umum yang terlahir dari kesadaran umum; 4) Dukungan dari pemilik kekuasaan riil di masyarakat (ahlu quwwah).
Ketika perubahan masyarakat terjadi, maka simpul Islam yang pertama (kekuasaan) akan kembali. Dengan adanya simpul yang pertama ini maka Islam dan kaum muslim akan terlindungi. Kejayaan Islam akan kembali. Rahmat pun akan kembali menyinari bumi. Karenanya intelektual muslimah harus bangkit kembali, memperjuangkan kehidupan Islam.[]