LMM Jakarta: Muballighah Garda Terdepan Selamatkan Umat
HTI Press, Jakarta. “Sesungguhnya perumpamaan ulama di muka bumi laksana bintang-bintang yang ada di langit yang menerangi gelapnya bumi dan laut. Apabila padam cahayanya maka jalan akan kabur.” (HR. Ahmad). Dan kini saatnya para Muballighah menyatukan langkah, membimbing umat agar selalu berjalan di atas jalan lurus. Berdiri di garda terdepan bersama umat, menegakkan kalimat Allah di muka bumi.
Bertempat di Gedung Sebaguna 3 Asrama Haji, Jakarta, ratusan muballighah hadir dalam forum Liqa’ Muharram Muballighah (LMM) 1438 H. Acara yang mengangkat tema “Peran Strategis Muballighah dalam Menyelamatkan Generasi dan Keluarga” diselenggarakan pada Sabtu (22/10/16).
Muballighah mempunyai tugas penting yaitu mengajarkan dan mendakwahkan Islam kepada umat. Perempuan saat ini dipaksa hidup bersebrangan dari fitrahnya. Ia berubah perannya menjadi penggerak ekonomi. Sehingga terlupa dari tugasnya sebagai ummu warabatul bayt. Semua ini terjadi karena diterapkannya sistem rusak, sistem kapitalisme.
Muballighah sebagai haritsan aminan wajib bergerak, mengoreksi pemimpin umat, yang masih percaya dengan sistem demokrasi liberal. Tidak ada alasan untuk menunda-nunda waktu, kini saatnya bergerak dan menyampaikan kepada masyarakat untuk kembali pada syariat Islam dengan menerapkan Daulah Khilafah atas manhaj kenabian. Demikian seruan hangat dari dr.Estyningtias P (DPD I MHTI DKI Jakarta) dalam sambutannya.
Ustazah Dra. Murti’ah Mursalim, dalam pidatonya menyampaikan bahwa hancurnya generasi dan runtuhnya institusi keluarga saat ini karena diterapkannya sistem demokrasi. Selama sistem demokrasi dijadikan dasar hukum, maka akan semakin terpuruk umat saat ini.
Pernyataan ini diperjelas oleh Ustazah Wiwing Noeraini dalam pidatonya. “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120).
Relevan dengan fakta saat ini, kaum kafir Barat, dengan sistem kapitalismenya hingga kini terus memerangi kaum muslimin melalui pemikirannya. Mengubah pola pikir umat dengan hanya melaksanakan aturan Islam sebatas sholat, puasa, zakat, dan haji.
Kafir Barat juga berusaha meruntuhkan institusi keluarga Muslim dengan strategi kesetaraan gender, yaitu : melenyapkan ketundukan terhadap hukum syari’at, memperdaya perempuan melalui pemberdayaan ekonomi, penghancuran peran keibuan. Sehingga, perempuan, terutama ibu dan generasi mudanya terjebak dalam fokus yang melalaikan ketundukannya pada Allah Swt.
Ulama, Mubaligh, Muballighah, Intelektual, dan seluruh lapisan masyarakat haruslah memiliki visi dan bergerak bersama-sama melawan strategi kafir Barat ini. “Oleh karena itu, muballighah harus berada pada garda terdepan dalam menyelamatkan umat, generasi, dan keluarga,” pungkasnya.[]