Para pejuang Suriah melakukan serangan balik di Aleppo dengan tembakan-tembakan senjata berat di wilayah yang dikuasai pemerintah setelah serangan dukungan Rusia selama seminggu untuk memerangi wilayah yang dikuasai para pejuang.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, mengatakan penembakan oleh para pejuang telah menewaskan lebih dari 15 warga sipil dan melukai 100 lainnya di wilayah Aleppo Barat yang dikuasai pemerintah, hari Jumat.
SOHR menambahkan bahwa ratusan gempuran mortir dan roket jatuh di berbagai wilayah barat kota itu saat para pejuang berusaha memecah pengepungan yang dilakukan pemerintah dan milisi sekutunya yang diterapkan sejak musim panas dengan dukungan serangan udara dari Rusia.
“Ada seruan umum untuk berperang kepada siapa saja yang bisa memanggul senjata,” kata seorang pejabat senior kelompok pejuang bernama Garis Depan Levant, yang berjuang di bawah Tentara Pembebaan Suriah, mengatakan kepada kantor berita Reuters.
Zakaria Malahifji, seorang pejabat kelompok pejuang Fastaqim yang ada di Aleppo, mengatakan pemboman pangkalan udara itu merupakan bagian dari serangan ofensif baru dan sejumlah kelompok pejuang akan berpartisipasi di dalamnya.
“Mohammed Adow dari Al Jazeera, melaporkan dari kota Turki Gaziantep, dekat perbatasan Suriah, bahwa ” para pejuang oposisi di Aleppo telah berbicara tentang serangan ini selama berminggu-minggu dan sekarang mereka mengatakan bahwa mereka mulai menembakkan roket ke pangkalan udara. Pihak pejuang mengatakan pertempuran terbaru di Aleppo ini sebagai “ibu dari semua peperangan.”
Serangan udara hari Rabu menghantam sebuah sekolah di desa Haas di Idlib yang dikuasai para pejuang, hingga menewaskan sedikitnya 36 orang – termasuk 22 anak-anak dan enam guru – suatu serangan yang oleh negara-negara Barat disalahkan kepada militer Suriah dan angkatan udara Rusia. (aljazeera, 29/10/2016)