MHTI Jambi Seru intelektual Muslim Pahami Peran Hakikinya sebagai Pelopor Peradaban Islam
HTI Press, Jambi. Ratusan mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Kota Jambi di antaranya UNJA, UIN, STIKBA, UNBARI, STIKOM, dll penuhi Aula SMKN 4 Jambi menghadiri Seminar Mahasiswa Islam untuk Peradaban (SMIP) yang diselenggarakan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD I Jambi dengan tema “Reaktualisasi Peran Intelektual Muda untuk Mewujudkan Kembali Peradaban Islam” pada Ahad (30/10/2016).
Salah seorang mahasiswi UNJA, saat diwawancarai, menyebut bahwa motivasinya untuk hadir ingin mengenal lebih jauh Hizbut Tahrir dan berharap bisa berpartisipasi dalam mengoptimalkan peran dan potensinya sebagai mahasiswi untuk mewujudkan kembali peradaban Islam.
Sebelum memasuki acara inti, peserta selama registrasi disuguhi pameran yang memaparkan kecemerlangan peradaban Islam. Bagi peserta juga disediakan zona foto boot untuk berpartisipasi dalam kampanye #backtomuslimidentity.
Tayangan video berupa nasihat untuk intelektual muda Muslim oleh Ibu Ir. Ratu Erma Rahmayanti, Mas’ulah Ammah MHTI serta sambutan MHTI DPD I Jambi, Ustazah Vera Carolina S.P.
Pembicara pertama, Ibu Monik Kasman, ST, M. Eng.Sc, Dosen di Fakultas Teknik Universitas Batanghari Jambi, mengingatkan para mahasiswi bahwa keniscayaan tegaknya Khilafah abad 21 merupakan janji Allah dan bisyarah Rasulullah dan didukung pula oleh potensi pemuda Muslim.
Dua fakta potensi dunia Islam adalah ideologi Islam dan populasi umat muslim di negeri-negeri muslim. Tetapi tantangan yang dihadapi juga tidak kalah dahsyatnya. Terdeteksi secara jelas bagaimana konspirasi jahat kaum kafir yang menghalang-halangi kebangkitan dan persatuan umat salah satunya dengan menghilangkan potensi intelektual muda. Intelektual muda disuguhi dengan hedonisme dan pola hidup yang konsumtif, individualisme dan kurikulum pendidikan yang dirancang untuk menghasilkan para pekerja di dunia usaha.
Beliau mengajak para mahasiswi untuk bersama-sama berjuang mewujudkan kembali peradaban Islam dengan selalu meng-upgrade peran dan potensi mahasiswi sebagai agent of change.
Sementara itu, pemateri kedua, Ustazah Rakhmalini, NS.S.Kep, Dosen STIKBA Jambi, Aktifis MHTI, mengatakan bahwa para intelektual Muslim adalah penjaga Islam terpercaya. Para intelektual Muslim harus memahami peran hakikinya yaitu pelopor peradaban Islam.
Ustadzah Rakhmalini menghimbau kepada para mahasiswi bahwa keberhasilan sejati tidak terletak pada kekayaan, kecantikan, kemewahan atau posisi di dunia ini.
“Masuk ke syurga-Nya adalah keberhasilan yang sejati. Beranilah untuk membela yang haq dan bulatkan tekad untuk mengambil peran hakiki mengembalikan peradaban Islam,” tegasnya.
Setelah diskusi dan sejumlah testimoni, ditampilkan parade al-Liwa dan ar-Roya serta monolog perjuangan Muhammad Al Fatih menaklukkan Kostantinopel dan bagaimana peradaban Islam pernah mengalami kegemilangan pada masanya. []