Umat Islam yang Terluka dan Kembalinya Kekuasaan Mereka

aksi 4 november 2 juta massa di skitar patung kudaOleh: KH Hafidz Abudurrahman

Aksi 4 Nopember 2016 di Jakarta, Medan, Surabaya dan kota-kota lain, dengan tuntutan “Tangkap Ahok, Penista Agama”, adalah bukti bahwa umat Islam tidak pernah mati. Aksi di Jakarta ini sangat fenomenal, karena jumlah massa yang begitu luar biasa. Jumlahnya diperkirakan mencapai 2,5 juta jiwa. Mereka datang tidak saja dari Jakarta, tetapi juga Banten, Bogor, Bekasi, dan kota-kota lain di luar Jakarta. Mereka datang untuk memenuhi seruan jihad, melawan penistaan agama mereka.

Mereka tidak ada yang membiayai. Datang dengan uang saku sendiri, bahkan ada kakek yang berumur 70 tahun datang dari Malang dengan naik motor Grand 1996, semata untuk mengikuti aksi. Memenuhi panggilan jihad, membela kita suci. Orang-orang kaya yang diberi kelapangan rizki, tergerak hatinya menginfakkan hartanya, tanpa diminta.

Malam tanggal 4/11 itu saya kebetulan mengisi acara di sebuah masjid, dekat dengan Masjid Istiqlal, yang paginya menjadi pusat berkumpulnya massa. Di Masjid Istiqlal malam itu tidak seperti biasanya. Masjid terbesar di Asia Tenggara, dengan lima lantai itu pun mulai dipadati massa yang hendak ikut aksi besoknya. Subuh, Jum’at, 4/11, masjid dengan lima lantai itu pun penuh, seperti Masjidil Haram.

Saat shalat Jum’at tiba, masjid yang luar biasa besarnya itu pun tak sanggup lagi menampung jamaah, saking banyaknya. Shalat Jum’at siang itu pun diadakan di beberapa titik, yang sudah diisi oleh massa peserta aksi 4/11. Pemandangan yang luar biasa terjadi setelah shalat Jum’at. Lautan manusia bersatu, bergerak dengan satu perasaan yang terluka. Tuntutan mereka satu, “Tangkap Penista Agama”. Masyarakat tumpah ruah, mulai dari artis, pejabat publik hingga orang biasa, semuanya ikut. Bahkan, yang tidak bisa ikut pun, mereka mendoakan dan menyambut massa yang berangkat, seolah seperti menyambut pasukan yang hendak berjihad. Allah Akbar..

Sepanjang jalan, saat saya mengikuti aksi, berbicara dengan sopir taksi, sopir pribadi, juga masyarakat yang ikut aksi, mereka semuanya memendam kemarahan yang luar biasa. Mereka terluka, karena kesucian agamanya dinista. Mereka terluka, karena penguasa yang seharusnya melindungi kesucian agamanya, justru dirasakan oleh masyarakat melindungi sang penista.

Aksi 4/11 hari itu berjalan dengan baik, aman dan lancar, hingga Maghrib. Umat yang terluka, meminjam istilah Aa Gym, ternyata tidak dihiraukan oleh Presiden. Presiden lebih memilih melihat proyek di Bandara Soeta, ketimbang menemui umat yang telah terluka hatinya. Massa pun masih bersabar menunggu hingga selepas shalat Maghrib, sampai akhirnya mereka, menurut pengakuan saksi mata, ditembaki dengan gas air mata. Para ulama’, habaib dan kyai yang ada di mobil komando pun terkena tembakan itu.

Luka yang belum terobati semakin menganga. Insiden di malam itu menunjukkan, betapa umat ini tidak pernah mati. Umat yang terluka ini pun tetap kuat, karena keyakinan mereka kepada Rabb-nya. Bahkan, aksi kemarin membuktikan, bahwa kekuasaan mereka telah kembali. Mereka selama ini sebagai pemilik kekuasaan itu memang dipecahbelah, diadudomba dan dilemahkan, sehingga kekuasaan mereka ditunggangi oleh orang-orang oportunis.

Sejak hari-hari sebelumnya, saya diingatkan oleh Allah SWT dengan Q.s. Ali Imran: 26. Setelah berhari-hari mengikuti perkembangan melalui sosmed, melihat bagaimana reaksi umat menyambut seruan 4/11 ini, yang luar biasa, tiba-tiba ingatan terhadap ayat ini menyeruak ke benak saya.

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ المُلْكِ تُؤْتِي المُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ المُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Katakanlah, “Ya Allah, Engkaulah Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki. Engkau cabut kekuasaan dari siapa saja yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Engkau hinakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah seluruh kebaikan. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segelanya.”

Saya merenung, betapa mudahnya Allah mengambil dan memberikan kekuasaan kepada siapapun yang Dia kehendaki. Betapa tidak, upaya untuk menggembosi aksi sudah dilakukan sejak lama. Tidak saja tokohnya didatangi satu per satu, umatnya pun diteror dengan berbagai informasi menyesatkan, bahwa aksi 4/11 akan chaos, ditunggangi ISIS, dan macam-macam, bahkan Kementrian DIKTI digunakan untuk melarang sivitas akademika ikut aksi. Bahkan, BMKG pun dipakai untuk membuat ramalan yang kemudian tidak terbukti, bahwa hujan dan petir akan turun tanggal 4/11. Tetapi, hebatnya, semua rekayasa dan instruksi itu tidak mempan, tidak sanggup menghentikan langkah kaki massa yang hendak mengikuti aksi.

Apa artinya? Saat itu yang berjalan hanyalah kekuasaan Allah. Kekuasaan manusia, betapapun hebatnya, ternyata lumpuh saat menghadapi umat yang hanya mendengar titah Rabb mereka. Kekuasaan manusia yang digunakan untuk mendukung penista kalam-Nya itu pun tak berkutik, lumpuh. Saya menyaksikan sendiri, saat melihat jutaan manusia tumpah ruah saat aksi 4/11, dan bagaimana dahsyatnya umat ini. Setelah itu, saya memonitor melalui siaran televisi dan sosmed, sungguh luar biasa.  Allah benar-benar tunjukkan kekuasaan-Nya kepada mereka, yang hingga saat ini masih terus menunjukkan keangkuhannya, bahwa kekuasaan itu dengan mudah diambil oleh-Nya.

Umat yang terluka, dan malam itu tetap bersabar saat dihujani tembakan, tidak lagi mempunyai rasa takut. Inilah yang dikembalikan oleh Allah ke dalam hati mereka. Mereka tidak lagi menjadi buih, seperti yang disindir oleh junjuangnya, Nabi Muhammad saw. Insya Allah, kini mereka telah mulai pulih kekuatannya. Tinggal ke mana muara kekuatan dan kekuasaan yang mereka miliki saat ini? Jika tetap konsisten dengan visi, misi dan tujuan menolong-Nya, menolong syariah-Nya, menolong para pejuang yang memperjuangkannya, maka Allah akan menolong mereka, dan mengembalikan kekuatan mereka jauh lebih dahsyat lagi.

Karena mereka adalah para wali/auliya’ [penolong] Allah. Allah pun pasti menjadi wali [penolong] mereka. Karena, balasan itu, mengutip penjelasan Ibn Katsir, sama dengan jenis amal yang diberikan kepada-Nya:

إِنْ تَنْصُرُوْا اللهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

“Jika kalian menolong Allah, maka Allah pasti menolong kalian, dan akan meneguhkan kedudukan kalian.”  [Q.s. Muhammad: 07]

Semoga Allah senantiasa menjaga, melindungi dan memuliakan umat ini, sehingga kedudukan mereka sebagai umat terbaik kembali lagi.

Amin ya Mujibas Sailin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*