Mahasiswi Malang: Back to Muslim Identity, tegakkan Khilafah
HTI Press, Malang. Lebih dari 100 mahasiswi dari seluruh universitas di Malang Raya menghadiri Daurah Akbar Mahasiswi dengan tema “Back To Muslim Identity” di Aula Lembaga Konsultasi dan Pengembangan Pendidikan Islam (LKP2I) pada Ahad (13/11/2016). Acara ini digelar oleh Lajnah Khusus Mahasiswa Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Malang Raya. Acara ini diselenggarakan dengan tujuan menjadikan para intelektual Muslim sadar akan identitas muslimnya dan peran serta potensinya sebagai pemuda, sehingga mampu mewujudkan idntitas muslimnya dalam kehidupan dengan ikut aktif dalam perjuangan penerapan Islam kaffah dalam naungan Khilafah.
Daurah kali ini dibuka dengan pembacaan puisi oleh pemandu acara dan dilanjutkan dengan tilawah. Antusiasme peserta nampak dengan semakin banyaknya peserta yang hadir memadati ruangan, juga semangat peserta meneriakkan takbir dan jargon acara “Aktualisasikan diri, back to muslim identity!”.
Ustazah Nur Izzati Fajriyah, S.S, M.Pd, selaku pemateri pertama menyampaikan bahwa sesungguhnya seorang pemuda ialah mereka yang aktif, peduli, peka, dan tergerak untuk merubah kondisi yang ada menjadi kondisi yang ideal. Idealisme yang harus diperjuangkan adalah identitas hakikinya, yakni sebagai seorang Muslim. Pemuda seharusnya menyadari identitasnya tersebut dengan kesadaran berpikir mengenai pertanyaan besar hidupnya; darimana ia berasal? untuk apa didunia? dan akan kemana setelah ia pergi dari kehidupan dunia?
“Untuk mewujudkan kondisi yang ideal tidak cukup hanya individu saja yang memperjuangkannya, akan tetapi perlu adanya suatu sistem kehidupan dan tatanan masyarakat yang mendukung agar kondisi ideal tersebut dapat terwujud, yakni sistem islam, Khilafah Islamiyah,” seru beliau.
Pada sesi acara selanjutnya, Ustazah Afiqoh Atqiya, S.Pd, selaku pemateri kedua menyampaikan urgensitas mewujudkan tegak kembali Khilafah bukan sekedar sebagai solusi untuk menuntaskan problematika umat yang ada, namun yang lebih utama, menegakkan Khilafah adalah konsekuensi keimanan. “Tanpa adanya Khilafah, sebagai seorang Muslim kita tidak bisa terikat dengan hukum Allah secara menyeuruh,” jelasnya.
Ustazah Afiqoh juga menegaskan bahwa untuk mewujudkan tegaknya Khilafah, maka harus ada perjuangan dakwah yang mengikuti thariqoh dakwah Rasulullah, yakni Tasqif (pembinaan), Tafaul ma’al Ummah (interaksi dengan masyarakat), dan Tatbiqul hukmi (penerapan hukum). Perjuangan dakwah untuk menegakkan Khilafah memerlukan adanya jama’ah dakwah (partai politik Islam) yang berdakwah menyeru masyarakat tanpa kekerasan, mengubah pemikiran, dan sistem tata aturan masyarakat dengan Islam.
Di sesi terakhir, para peserta mengikuti Focus Group Discussion. Peserta dari Universitas Brawijaya, Siti Nurwahidah, menyampaikan testimoninya, “Dari paparan materi pertama hingga terakhir, saya menyadari bahwa saya sebagai seorang pemuda serta seorang muslimah kian menyadari apa yang harus saya lakukan dengan tujuan hidup saya. Kita sebagai muslimah memang seharusnya hidup sesuai dengan syariat Islam, dan untuk mewujudkan tatanan hidup tersebut tiada lain yakni dengan menegakkan Khilafah”.[]