Zulia Ilmawati: Minimnya Nilai-nilai Islam dalam Kehidupan Berkeluarga, Lemahkan Ketahanan Keluarga
HTI Press, Jakarta. Mencermati banyaknya kasus kekerasan terhadap anak, narkoba, perceraian, dan sebagainya belakangan ini, Psikolog, Zulia Ilmawati, menyebut salah satu penyebabnya karena lemahnya ketahanan keluarga.
“Lemahnya ketahanan keluarga ini, salah satu cirinya terlihat dari minimnya nilai-nilai agama yang tertanam dalam kehidupan berkeluarga,” ujar anggota Media DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) ini kepada HTI Press, Senin (14/11) melalui surat elektronik.
Padahal, menurut Zulia, nilai-nilai agama ini semestinya menjadi pondasi penting dalam kehidupan berkeluarga. Dengan nilai-nilai agama (Islam) masing-masing anggota keluarga akan memahami peran dan tanggungjawabnya masing-masing dan selalu mengupayakan kehidupan berkeluarganya distandarkan pada nilai-nilai Islam dalam implementasi maupun penyelesaian masalah.
Zulia melihat di antara penyebab nilai-nilai Islam tidak tertanam kuat dalam kehidupan keluarga karena pola pengasuhan dan pendidikan yang diberikan orang tua di dalam keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya.
“Dalam kehidupan kapitalis saat ini, standar kesuksesan keluarga dinilai dari kecukupan materi, maka banyak orang tua tersibukkan dengan bekerja. Pengasuhan dan pendidikan anak kemudian digantikan sekolah, day care, baby sitter atau para asisten rumah tangga,” bebernya.
Tidak hanya itu, kata dia, bahkan terkadang ‘pengasuh’ anak beralih ke media atau teman pergaulannya. Dengan begitu, maka yang diperoleh anak bukan pendidikan dan pengasuhan langsung yang diberikan oleh orang tua, tapi pendidikan dan pengasuhan yang bersumber dari luar keluarga.
Zulia menilai, diperlukan upaya sistematis untuk menanggulangi kerapuhan keluarga tersebut. “Bekali para orang tua dengan ilmu tentang pengasuhan dan pendidikan anak, bagaimana menjalankan perannya sebagai orang tua, dan ketrampilan dalam menyelesaikan masalah dengan solusi yang benar sesuai syariat Islam,” pungkasnya.[] Novita M Noer