Awal pekan ini, Presiden India Nerendra Mohdi melarang beredarnya uang pecahan rupee yang bernilai Rs 500 dan Rs 1000 untuk memerangi korupsi di pasar gelap yang berkembang India. Keputusan mendadak untuk menghapus pecahan mata uang bernilai tinggi dari peredaran itu telah membuat publik marah. Kebanyakan orang menyimpan uang tunai dan tidak menyimpannya dalam rekening bank, terlebih lagi, karena larangan tersebut dikenakan pada rupee yang bernilai lebih tinggi, sehingga menjadi sangat sulit bagi orang miskin untuk mendapatkan pecahan mata uang mereka untuk dapat membeli barang-barang dan mendapatkan pelayanan dasar.
Hal ini telah menyebabkan antrian yang panjang dan melelahkan hingga ke luar bank. Banyak orang saat ini yang marah dengan keputusan yang dibuat dengan benar-benar tidak ada persetujuan, dan meskipun mungkin tujuannya untuk memerangi korupsi, namun menimbulkan penderita kepada orang miskin di India.
Sebagaimana diberitakan media, ribuan orang mengular di ATM di seluruh India pada hari Selasa. Orang-orang bahkan mengantri sejak jam 4.30 untuk menghindari antrian di ATM tetapi tetap tidak mendapatkan uang tunai.
Para pengendara taxi atau angkutan umum lain mengeluh kehilangan penumpang karena tidak adanya penumpang, karena orang-orang menahan untuk berpergian karena kekurangan uang tunai.
Namun, saat uang tunai di ATM mengering, anak-anak kecil di banyak rumah telah menjadi penyelamat bagi keluarga berkat celengan mereka.
Meskipun nanti akan ada uang pecahan baru yang lebih tinggi nilainya, selain fitur keamanan yang dimiliki pecahan mata uang sebelumnya lebih baik, jelas bahwa korupsi yang terkenal di India adalah masalah sistemik, yang pasti tidak bisa diselesaikan dengan bermain-main dalam hal moneter dan fiskal. (rizaaulia)
Sumber :
The Hindu Times & Khilafah.com