Kebhinekaan Jangan Jadi Alat Politik Bungkam Aspirasi Umat Islam

HTI-Press-Bandung. Gencarnya seruan menjaga kebhinekaan saat umat Islam mempersoalkan penghinaan Al Qur’an yang dilakukan Ahok, dipertanyakan Farid Wadjdi. Anggota DPP Hizbut Tahrir Indonesia ini menyatakan selama ini dalih kebhinekaan kerap  menjadi alat politik untuk membungkam aspirasi umat Islam.

“ Yang diminta umat Islam kan agar Ahok yang menghina Al Qur’an dan ulama dihukum, lho apa hubungannya dengan kebhinekaan,” tanya Farid Wadjdi dalam diskusi publik dengan tema ““Penistaan Agama dan Politik Keindonesiaan” pada Sabtu (19/11) di Centropunto Café Bandung.

Farid menambahkan sungguh sangat naif menjadikan Ahok sebagai simbol kebhinekaan, seolah-olah siapapun yang mempersoalkan Ahok, berarti mengancam kebhinekaan.

“ Kehadiran umat Islam dalam aksi 4 November kemarin, tidak lain karena kecintaan umat Islam terhadap al Qu’ran , ini adalah panggilan keimanan, jadi tidak urusannya dengan tunggang menunggangi, apalagi makar ” ujarnya.

Dalam pandangannya, dalih yang sama juga sering digunakan ketika umat Islam menuntut penerapan syariah Islam, dituding makar dan mengancam kebhinekaan.

Islam sendiri, menurut Farid, mengakui kebhinekaan dalam pengertian adanya realita perbedaan suku, bangsa, laki-laki dan perempuan, dan agama.

“ Ini adalah realita sosial yang tidak bisa ditolak oleh siapapun, sebagaimana firman Allah SWT dalam  al-Hujurat  ayat 13,” tegasnya.

Menurutnya, persoalannya bukanlah sekedar keberagaman di tengah masyarakat, tapi sistem apa yang bisa menjamin kebaikan bagi setiap individu masyarakat yang beragam itu.

“ Tidak ada sistem yang bisa menjamin kebaikan bagi setiap individu yang beragam ditengah masyarakat kecuali syariah Islam, karena syariah Islam adalah rahmatan lil alamin, kebaikan bagi setiap umat manusia, tanpa pandang ras, warna kulit, bangsa, dan agama,”

Syariah Islam, tambahnya, akan menjamin kebebasan beribadah bagi setiap agama, menjamin kebutuhan pokok tiap individu rakyat, menjamin pendidikan, keamanan, dan pendidikan gratis bagi setiap rakyat, menjamin kekayaan alam yang merupakan milik rakyat digunakan untu kepentingan rakyat, menjamin persamaan hukum.  “ Semua itu tanpa melihat apakah suku, ras, warna kulit, atau agamanya,” jelasnya.

Dalam presentasinya, Farid mengutip  pernyataan pakar sejarah terkemuka Will Durant dalam bukunya The Story of Civilization sebagai gambaran historis bagaimana syariah Islam memberikan kebaikan bagi setiap manusia : ” Para Kholifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Kholifah telah mempersiapkan berbagai kesempatan  bagi siapapun yang memerlukannya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka ”

Acara yang diselenggarakan Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran ini menghadirkan pembicara antara lain Muradi, P.hD (Ketua Prodi Pascasarjana Ilmu Politik FISIP Unpad), Dr. Leo Agustino (Akademisi Untirta/Peneliti PSPK Unpad dan Achyar (Ketua Badko HMI Jabar).  Semua pembicara sepakat semua pihak harus mengawal proses hukum tersangka Ahok ini. []AF

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*