Serangan udara telah menghantam sebuah rumah sakit anak-anak di Aleppo wilayah timur Suriah, sehingga memaksa staf medis untuk mengevakuasi pasien mereka, termasuk beberapa bayi yang baru lahir dan masih dalam inkubator.
Di ruangan lain dari rumah sakit tersebut, para perawat terlihat mengeluarkan bayi dari inkubator yang rusak, dan seorang staf rumah sakit menggunakan kain untuk melindungi bayi-bayi yang tampak kurang gizi, sambil mencoba menghibur para wanita lain yang juga membawa bayi lain.
Lebih dari 250.000 warga sipil masih terperangkap di Aleppo yang terkepung, yang terus-menerus dibom, pada saat yang sama pasokan makanan berkurang dengan cepat dan perawatan medis sangat terbatas.
Sebuah rumah sakit lain di wilayah Aleppo juga dibom pada hari Kamis malam, menurut laporan media.
Hanya empat dari tujuh rumah sakit yang masih beroperasi di wilayah ini, menurut Adham Sahloul dari Syrian American Medical Society, yang mendukung fasilitas kesehatan di Aleppo.
Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris mengatakan puluhan serangan udara, artileri dan bom-bom barel menghantam 18 lingkungan yang berbeda di Aleppo timur.
Pemboman oleh pemerintah telah mentargetkan fasilitas-fasilitas medis, termasuk rumah sakit anak-anak dan klinik-klinik terdekat sehingga hanyak menyisakan sedikit saja unit perawatan intensif di wilayah Aleppo timur yang menjadi target, kata Observatorium.
Kota Aleppo, yang pernah menjadi pusat komersial Suriah, telah terpecah sejak tahun 2012, dimana bagian timur berada di tangan pejuang dan setengahnya lagi di bagian barat dikuasai oleh pasukan pemerintah. (aljazeera.com, 19/11/2016)